Dilansir dari Japan Today, Minggu (14/1/2018), Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, mendesak pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk menjamin kembalinya etnis Rohingnya secara aman, yang bermukim di negara bagian Rakhine.
Dalam sebuah pertemuan pada Jumat kemarin (12/1/2018), Kono meminta Suu Kyi untuk mengizinkan akses bantuan kemanusiaan dan media ke wilayah yang terkena bencana ke area kembalinya pengungsi. Kono juga menyatakan, Jepang berencana untuk memberikan bantuan lebih lanjut guna memperbaiki kondisi kemanusiaan dan mengembangkan negara bagian Rakhine.
"Kami berterima kasih kepada Jepang atas kesediaannya untuk mendukung kebutuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang," tutur Suu Kyi pada konferensi pers bersama.
Tak lantas menyuruh pulang saja, pemerintah Jepang memberikan hibah sebesar 3 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 40 miliar kepada pemerintah Myanmar untuk membantu pemulangan etnis Rohingya kembali ke rumahnya.
Dalam aksi bela sosial tersebut, Kono berkunjung ke Myanmar, termasuk ke negara bagian Rakhine, selama tiga hari.
Sebelumnya, Myanmar dan Bangladesh telah menandatangani kesepakatan pemulangan pengungsi Rohingya pada 23 November 2017. Myanmar menyatakan akan memulai proses tersebut pada 23 Januari 2018. Namun, hingga kini belum ada kejelasan jumlah dan bagaimana pemulangan akan dilakukan.
"Kami memberikan bantuan tersebut dalam menanggapi kesepakatan Myanmar dan Bangladesh untuk mewakili pesan dukungan internasional sehingga pemulangan dapat dilakukan segera," ungkap pejabat Kemenlu Jepang Shinobu Yamaguchi.
Yamaguchi menekankan, Jepang akan memantau bagaimana pemulangan etnis Rohingya dari pengungsian di Bangladesh.
"Uang itu akan dibayarkan tepat waktu berdasarkan kemajuan repatriasi," tutup Yamaguchi.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.