Konflik Rohingnya yang tak kunjung selesai, membuat Aung San Suu Kyi, State Counsellor Myanmar harus kehilangan beberapa gelar yang pernah disandangnya.
Sejak akhir Agustus tahun lalu hingga sekarang, tindak kekerasan di negara bagian Rakhine tersebut belum juga usai. Sikapnya yang tetap diam, tenang dan tak banyak komentar membuat beberapa negara harus turun tangan untuk memberikan hak hidup pada kaum Rohingnya. Tak hanya itu saja, beberapa rencana pemulangan pengungsi Rohingya dari kamp Cox's Bazar ke Myanmar selalu terancam gagal.
Beberapa pemimpin negara un telah berkunjung ke tempat pengungsian Rohingnya. Bahkan memberikan bantuan kepada Rohingnya untuk kembali ke daerah asalnya di negara bagian di Myanmar. Namun, Aung San Suu Kyi tak mengindahkan keinginan beberapa pemimpin negara tersebut.
Suu Kyi dinilai hanya sedikit melakukan tindakan untuk menyelesaikan konflik Rohingya dengan militer Myanmar. Namun tindakannya malahan tak menghasilkan apapun. Justru kamp pengungsian semakin dipadati Etnis Rohingya, lantaran mereka takut jika kembali ke Myanmar.
Hal ini membuat beberapa gelar perdamaian yang disandang pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi terpaksa dicopot karena tidak sesuai dengan usahanya untuk mendamaikan Rohingnya dengan Myanmar.
Beberapa gelar itu di antaranya: