Menanggapi tindakan Menteri Susi yang menenggelamkan kapal asing, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut jika semua orang memiliki gen maling. Hal itu diungkapkannya saat menjawab keresahan atas kebijakannya yang meminta agar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berhenti menenggelamkan kapal.
Adanya, kebijakan tersebut justru dianggap sebagai celah bagi mafia perikanan dalam mencuri ikan di perairan Indonesia. Mereka dikhawatirkan akan semakin berani untuk terus mengeruk kekayaan laut Indonesia.
"Kalau soal maling mah, kita semua punya gen maling," ucap Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta.
Kemudian Luhut menghubungkannya dengan agama, suku, UU dan peraturan. Bahwa pemerintah perlu lebih tegas lagi dalam membuat kebijakan. Bila perlu payung hukum harus kuat agar tindakan pencurian ikan tidak semakin trengginas dan merajalela.
"Makanya ada agama, ada suku, ada undang-undang, ada peraturan. Enforcement itu kita coba lah," tukasnya.
Kemudian, ia menegaskan kembali adanya gen maling yang dimiliki manusia.
"Kalau nggak ada Tuhan, kamu juga pasti suka-suka juga. Karena kita pada dasarnya manusia punya gen maling itu," tegasnya.
Namun apalah daya, Menteri Susi hanyalah menjalankan perintah dari Presiden. Sanksi penenggelaman kapal bagi pelaku pencuri ikan yang merupakan nelayan asing di wilayah perairan Indonesia bukanlah ide dia pribadi. Sanksi itu telah diatur dalam UU 45/2009 tentang Perikanan sehingga sebagai menteri, ia wajib untuk melaksanakan amanat UU tersebut.
Tindakan Menteri Susi untuk menenggelamkan kapal asing adalah permulaan yang tepat untuk membasmi mafia perikanan di perairan Indonesia. Tidak hanya dengan membalikkan tangan saja, namun diperlukan dukungan kuat dari berbagai pihak. Pasalnya, perairan Indonesia sangatlah luas terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.