Dilansir dari laman New York Post mengemukakan bahwa tim peneliti mengungkap mengklaim individu yang obesitas berpeluang untuk selamat dari suatu penyakit dua kali lebih besar dibanding dengan orang yang memiliki berat badan yang kurang.
Pertanyaannya, mengapa terjadi demikian?
Penelitian yang bertemakan tentang obesitas dan kemampuan bertahan hidup dari infeksi penyakit menular ini dilakukan dengan sasaran merupakan orang yang obesitas yang menderita penyakit pneumonia.
Penelitian yang melibatkan sekitar 18 ribu orang pasien yang terkena penyakit menular itu dipelajari risiko kematiannya, setelah 90 hari keluar dari rumah sakit.
Hasilnya adalah, pasien dengan berat badan rendah (kurang dari ideal) berisiko 2,2 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit menular. Sedangkan untuk individu yang kelebihan berat badan (obesitas) memiliki risiko 40 persen terhindar dari kematian. Di mana persentase bertahan hidup orang obesitas rupanya lebih tinggi, yakni hingga 50 persen.
Para peneliti dari Denmark itu berhipotesis bahwa obesitas bisa menjadi evolusi cara bertahan hidup bagi seseorang untuk selamat dari kematian.
Sampai saat ini, penemuan ini masih dalam tahap pengembangan untuk menemukan bukti-bukti terkuat, sehingga belum dipublikasikan.
Sementara itu, studi di Tiongkok menemukan individu yang kelebihan berat badan memiliki perbandingan 2/3 kali lebih mampu bertahan hidup daripada seseorang dnegan berat badan normal.
Seperti yang kita ketahui, peneumonia merupakan infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang, kemampuan menyerap oksigen berkurang sehingga tubuh tak bisa bekerja dengan maksimal, yang berakibat pada penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.