Diet sering dipahami sebagai cara menurunkan berat badan dengan cepat, padahal arti sebenarnya adalah pola makan yang diatur untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, di masyarakat sering muncul dua pendekatan berbeda, yaitu diet sehat dan diet ekstrem. Keduanya sama-sama bertujuan menurunkan berat badan, tetapi cara dan dampaknya sangat berbeda. Memahami perbedaan keduanya penting agar kita tidak salah memilih jalan yang justru merugikan kesehatan.

1. Tujuan yang Dituju

Diet sehat memiliki tujuan utama menjaga keseimbangan tubuh, memperbaiki pola makan, dan mencapai berat badan ideal secara bertahap. Fokusnya tidak hanya pada penurunan berat badan, tetapi juga pada peningkatan energi, kesehatan jantung, serta fungsi tubuh secara keseluruhan.

Sementara itu, diet ekstrem lebih menekankan pada hasil instan, biasanya menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Motivasi yang mendorong diet ini seringkali adalah penampilan semata, bukan kesehatan jangka panjang.

2. Pola Makan yang Diterapkan

Diet sehat mengutamakan gizi seimbang. Tubuh tetap mendapat asupan karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral sesuai kebutuhan. Contohnya adalah pola makan seperti diet Mediterania, diet DASH, atau sekadar memperbanyak sayur, buah, dan protein tanpa menghilangkan kelompok makanan tertentu.

Sebaliknya, diet ekstrem cenderung sangat membatasi asupan makanan tertentu. Misalnya diet hanya makan buah, diet cair (liquid diet), atau diet rendah kalori ekstrem di bawah 800 kalori per hari. Pola seperti ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan gizi dan energi.

3. Dampak pada Tubuh

Diet sehat memberikan efek positif jangka panjang. Berat badan turun secara perlahan namun stabil, metabolisme tetap terjaga, dan tubuh terasa lebih bugar. Selain itu, risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi juga dapat berkurang.

Sedangkan diet ekstrem sering menimbulkan masalah kesehatan. Kekurangan nutrisi bisa membuat tubuh lemas, konsentrasi menurun, rambut rontok, bahkan mengganggu fungsi organ. Jika dilakukan terlalu lama, diet ekstrem berisiko merusak metabolisme tubuh sehingga berat badan mudah naik kembali (efek yo-yo).

4. Aspek Psikologis

Diet sehat lebih bersahabat secara mental. Karena tidak ada makanan yang benar-benar dilarang, seseorang tetap bisa menikmati hidangan favorit dalam porsi wajar. Hal ini membantu menjaga motivasi dan mencegah stres akibat aturan makan yang terlalu ketat.

Sementara diet ekstrem cenderung menekan psikologis. Banyak pantangan dan aturan ketat yang membuat pelaku merasa tertekan. Akibatnya, tidak jarang muncul rasa bersalah setiap kali melanggar aturan, yang justru bisa memicu pola makan tidak sehat seperti binge eating (makan berlebihan secara emosional).

5. Jangka Waktu

Diet sehat bisa diterapkan seumur hidup karena tidak membahayakan tubuh. Pola makan ini menjadi gaya hidup yang konsisten dan berkelanjutan.

Sedangkan diet ekstrem biasanya hanya bisa dijalani dalam waktu singkat. Sebagian besar orang tidak mampu bertahan karena terlalu ketat, dan ketika berhenti, berat badan cenderung kembali naik bahkan lebih tinggi daripada sebelumnya.

Perbedaan utama antara diet sehat dan diet ekstrem terletak pada tujuan, pola makan, dampak kesehatan, aspek psikologis, dan jangka waktu penerapan. Diet sehat berfokus pada keseimbangan gizi dan kesehatan jangka panjang, sementara diet ekstrem mengejar hasil cepat dengan risiko besar terhadap kesehatan.

Jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan sekaligus menjaga kesehatan, maka diet sehat adalah pilihan terbaik. Ingatlah bahwa tubuh membutuhkan nutrisi yang lengkap untuk berfungsi dengan baik. Lebih baik menurunkan berat badan secara perlahan tetapi aman, daripada cepat namun membahayakan diri sendiri.