Pagi tadi saya dan teman-teman saya, mengadakan sebuah seminar. Tadi bukan lah kali pertama kami mengadakan sebuah seminar. Jadi seperti biasa, kami bersiap dari satu jam sebelumnya. Biasanya, persiapan kami selalu lancar, mulai dari seminat kit, konsumsi, dan tentunya presentasi seminar. Namun, tadi pagi ada hal yang di luar dari biasa. Biasanya, laptop dan infokus secara otomatis mudah untuk dikoneksikan. Baik itu gambar, video, dan juga audionya. Nah, pagi tadi yang terjadi adalah, ternyata laptop milik temanku tidak dilengkapi dengan port yang tersedia dari kabel infokus yang ada di tempat seminar. Kami masih bisa tenang saat itu, karena kami tahu bahwa ada seorang teman yang memiliki kabel dengan port yang sesuai dan ia sebentar lagi sampai ke gedung seminar.
Kira-kira tak lama kemudian, teman saya datang dan benar saja ia memang membawa kabel yang kami butuhkan untuk mengkoneksikan laptop dengan infokus. Tanpa berlama-lama langsung kami gunakan kabel tersebut. Namun entah mengapa, ternyata laptop dan infokus masih belum terkoneksikan juga. Kami mencobanya berulang kali, tapi belum bisa juga. Kemudian kami coba mengganti laptop. Masih juga seperti itu. Teman saya kemudian memberi saran agar kami ganti infokus saja. Beruntungnya kami, gedung tempat kami seminar itu memang menyediakan juga infokus yang dapat diakses oleh pengguna gedung. Infokus ke-2 kami coba, masih belum bisa juga. Tukar laptop lagi, masih belum bisa juga! Entah di percobaan yang keberapa, akhirnya laptop dan infokus bisa terkoneksikan. Kami pun bisa bernafas lega, karena waktu sudah menunjukkan bahwa seminar akan dimulai. Ketika teman saya mempersilahkan para peserta seminar masuk, saya ingat belum mengecek film yang nanti akan diputarkan ketika seminar. Ketika saya coba putar, audio dari film tersebut tidak keluar! Sementara peserta sudah duduk manis siap mengikuti seminar.
Waktu terus berjalan, saat itu narasumber sudah mulai membuka seminar. Ketika akhirnya tiba saatnya memutarkan film, dengan sangat terpaksa kami menjelaskan bahwa ada kendala teknis jadi film yang diputar tidak keluar audionya, namun peserta bisa melihat isi film dari teks-nya. Kami juga menjelaskan bahwa nanti file film akan dikirimkan lewat media sosial. Alhamdulilllah semua peserta memberikan respon positif atas kejadian tersebut. Kami panitia seminar sudah sangat tegang karena banyak kekhawatiran yang mungkin ditimbulkan karena masalah audio film itu. Kami juga khawatir tidak bisa menjadi event organizer yang mumpuni dalam mengadakan sebuah seminar.
Saat itu, saya seakan lupa bahwa yang menentukan perasaan peserta seminar bukanlah kami panitia seminar, namun Dia lah yang Maha Penguasa Hati. Dia lah yang Maha Membolak balikkan hati. Kami hanya bisa berusaha, namun hasil adalah kuasa-Nya. Saat itu, di mata manusia (baca: kami panitia seminar) mungkin kami gagal, namun penilaian yang sebenarnya bukanlah dari kami. Dia dengan jalan-Nya membantu kami, mungkin bukan dengan berhasilnya audio film itu muncul, tapi dengan cara membolak balik hati peserta seminar yang tetap memberikan respon positif walaupun audio film saat itu bermasalah.
Sebagaimana di salah satu hadist riwayat Ahmad disebutkan,
“ Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘ azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.”
Ingatlah juga bahwa pertolongan Allah bisa datang dari mana saja, seperti yang disebutkan dalam At Thalaq 2-3,
“...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya ...”
Seminar tersebut mungkin menginspirasi pesertanya mengenai dunia pendidikan. Namun, dari seminar itu saya mendapatkan bukan hanya tentang isi seminarnya, namun betapa sayangnya Dia pada kami hari itu.
