Memiliki pekerjaan yang layak dan menyenangkan adalah impian setiap orang. Sayangnya, tak semua orang mendapat kesempatan demikian. Meski punya pekerjaan tetap yang kelihatannya cukup mapan, kenyataannya banyak pekerja yang sebenarnya tak puas. Survei yang pernah dilakukan CareerBuilder.com menunjukkan, hanya 18 persen pekerja mencintai pekerjaannya. Sementara, 13 persen mengaku tidak puas.
Dalam survei tersebut, hanya 41 persen pekerja yang bahagia melakukan pekerjaannya, sementara sisanya, lebih dari separuh, tak bahagia. Faktor yang membuat para pekerja tak mencintai pekerjaan, berpengaruh pada kebahagiaan dan ketenangan batin saat bekerja. Apa saja yang membuat mereka tak bisa mencintai pekerjaan? Atau Anda juga punya masalah yang sama?
Apa yang membuat Anda tak puas dengan pekerjaan mungkin ada di bawah ini.
Gaji
Jarang sekali menemukan pekerja yang merasa mendapat bayaran yang sesuai dengan kemampuan. Dan tak mengherankan, jumlah gaji yang diterima salah satu hal penting yang berada dalam daftar keluhan pekerja. Ditambah lagi, bila jumlah gaji itu tak kunjung mengalami peningkatan.
Dalam survei, 28 persen pekerja mengaku frustasi dengan gaji yang mereka terima. Yang paling banyak tak bahagia dengan gaji mereka, generasi Y, yaitu pekerja berusia antara 18 hingga 24 tahun. Sebaliknya, 47 persen pekerja usia 44-62 tahun cukup puas.
Kesempatan Belajar dan Pelatihan
Satu hal baik yang dilakukan kebanyakan perusahaan, keinginan memberikan pelatihan untuk para pekerja. Dan banyak pula perusahaan yang memberikan kesempatan pada karyawan untuk melanjutkan studi. Sayangnya, tak semua pekerja mendapat kesempatan ini. Sekitar 22 persen pekerja tak puas dengan kebijakan perusahaan menyangkut kesempatan belajar ini. Mereka mengatakan, perusahaan tak memberikan kesempatan ini.
Prospek Peningkatan Karier
Merasa mentok pada posisi pekerjaan sekarang dan tak menemukan jalan untuk maju? Ini salah satu faktor yang membuat banyak pekerja frustrasi dan tak puas. Sekitar 41 persen pekerja mungkin puas dengan peningkatan karier, namun sisanya sebaliknya. Sejumlah 29 persen pekerja yang merasa demikian umumnya berusia muda, antara 25-34 tahun. Sementara hanya 18 persen pekerja berusia di atas 55 tahun yang mengeluhkan peningkatan karier. Kebanyakan dari mereka sudah hampir pensiun atau sudah dianggap tak produktif lagi.
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Mengimbangi pekerjaan dan hal lain dalam kehidupan, suatu pertempuran tak kunjung usai. Pekerjaan kadang begitu menyita waktu dan perhatian, hingga tak ada lagi ruang untuk kehidupan lain selain bekerja. Lembur setiap malam, masuk kerja di hari libur, siapa yang tahan dengan model bekerja macam itu? Bila begini, ada dua kemungkinan yang terjadi. Para workaholic akan semakin terisap pada keasyikan bekerja, sementara mereka yang ingin bebas terjebak dan berusaha keluar. Sejumlah 31 persen pekerja usia muda tak puas dengan keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Wajar saja, mereka merasa harus menikmati kehidupan masa muda. Bila terus-menerus bekerja, bagaimana dengan kehidupan sosial, berkumpul dengan teman-teman, hang out, pesta atau malam mingguan.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.