Sidang Umum PBB: 128 Negara Menolak Kehendak Trump Terkait Yerussalem-Israel

Sidang Umum PBB: 128 Negara Menolak Kehendak Trump Terkait Yerussalem-Israel

Nur AK
22 Des 2017
Dibaca : 1242x
Lebih dari 120 negara menolak rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Diputuskannya Yerussalem sebagai ibukota Israel menuai pro dan kontra. Akan tetapi lebih banyak kontranya. Lebih dari 120 negara menolak rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Dalam Sidang Umum PBB di New York, AS pada Kamis (21/12/2017) waktu setempat, lebih dari 120 negara anggota PBB menyetujui resolusi PBB yang meminta AS untuk menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Sebanyak 128 negara lebih tepatnya menyetujui resolusi itu, 9 menolak, dan 35 abstain. Sebanyak 21 negara lainnya tidak mengikuti voting.

Ancaman Trump yang disampaikan beberapa hari sebelumnya, tampaknya sedikit berpengaruh karena lebih banyak negara yang abstain dan menolak resolusi tersebut dibandingkan pada resolusi-resolusi lainnya yang terkait dengan Palestina.

Presiden AS itu telah menyatakan akan menghentikan bantuan finansial kepada negara-negara yang memilih untuk menyetujui resolusi tersebut.

Ancaman Trump tak menyurutkan dukungan negara-negara yang menyetujui resolusi yang dibuat. Terlebih negara Barat dan Arab yang tetap menyetujui resolusi tersebut, termasuk negara-negara aliansi AS. Beberapa di antaranya adalah Mesir, Yordania, dan Irak, yang merupakan penerima bantuan terbesar AS dalam militer dan ekonomi.

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, voting tersebut merupakan sebuah kemenangan bagi Palestina. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak resolusi itu.

Sebelum voting digelar, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyatakan AS akan mengingat hari itu sebagai hari di mana AS disisihkan karena telah menjalankan haknya sebagai negara merdeka.

"Kami akan mengingat itu ketika kami diminta untuk kembali berkontribusi terhadap PBB, dan banyak negara lain meminta kami seperti yang selalu mereka lakukan, untuk menggunakan pengaruh kami untuk kepentingan mereka," ungkap dia.

Seperti diketahui, pada awal Desember 2017 Trump menyatakan AS mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tersebut. Namun keputusan Trump ditentang oleh hampir semua orang di dunia.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved