Lampuhijau.com - Aksi Ketua Badan Ekskutif Mahasiswa ( BEM ) Universitas Indonesia, Zaadit Taqwa memberikan kartu kuning kepada Presiden Jokowi saat Jokowi selesai berpidato di acara Dies Natalies ke-68 UI, memberikan sinyal bahwa mahasiswa UI serius mencermati pemerintahan Jokowi. Kartu kuning ini diberikan atas kasus yang menimpa suku Asmat Papua yang mengalami Gizi buruk, padahal dana untuk Papua sudah digelontorkan pemerintah dengan nilai yang cukup besar.
Kasus kedua karena usulan Mendagri Tjahjo Kumolo yang berencana mengangkat dua petinggi Polri yang masih aktif menjadi pejabat Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara, Mahasiswa UI menilai tindakan ini akan membuat Polri tidak bisa bersikap netral dan masuk ranah politik. Ketiga, kasus prosedur pembentukan organisasi mahasiswa yang seolah menghalangi gerakan mahasiswa dalam berorganisasi.
Aksi Ketua BEM UI ini rupanya mendapat respon yang luar biasa positif dari Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Fahri yang juga menjabat Presiden Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAKAMMI ), mlah langsung memberikan kartu merah atas pemerintahan Jokowi.
Kartu merah Fahri diacungkan saat dirinya berpidato di depan anggota Musyawarah Nasional I KAKAMMI di Hotel Royal Kuningan, Jakarta. Aksi yang dilakukan Zaadit Taqwa rupanya menggerakkan para alumni KAKAMMI karena hampir semua anggota merupakan mantan aktivis mahasiwa seperti Zaadit.
"Kalau mereka kartu kuning, saya sudah ada kartu merah" ujar Fahmi. Lebih lanjut Fahmi mengatakan bahwa dengan adanya kartu kuning ini, pemerintah harusnya lebih responsif terhadap aksi kritis mahasiswa yang menilai kinerja pemerintah masih jauh dari yang diharapkan masyarakat Indonesia.
Pemerintah harusnya lebih mengkaji jalannya pemerintahan sekarang, apakah sudah memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Kartu kuning diberikan sebagai peringatan pada pemerintah untuk segera mengoreksi dan melakukan langkah-langkah perbaikan diri dan bukannya berdiam diri hanya menganggap angin lalu saja.