Jelang Pemilu 2019, rupanya diwarnai dengan adu domba, yang diawali oleh pernyataan Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono yang menyebut Jokowi masih menginginkan Prabowo menjadi cawapresnya lantaran bimbang melihat elektabilitasnya yang terus merosot.
Namun, menurut Ketua DPR RI yang merupakan kader Partai Golkar, Bambang Soesatyo menilai hal itu adalah adu domba. Bamsoet (sapaan akrabnya) menyarankan beberapa awak media untuk bertanya langsung kepada Jokowi dan Prabowo terkait tawaran Jokowi agar Prabowo menjadi Cawapresnya. Biar nantinya tidak ada pernyataan-pernyataan bias.
Bamsot menegaskan, bukan malahan menanyakan statemen dari orang-orang sekitar Prabowo. Sebab, Pak Prabowo lah yang nantinya akan menjalankan sendiri keputusannya. Demikian pula, awak media juga harus menanyakan langsung ke Pak Jokowi karena yang melaksanakan atau menjalankan ke depannya Pak Jokowi.
Elektabilitas Jokowi sempat mrosot di kala survei Median, yang dilakukan 24 Maret-6 April 2018. Dalam survei tersebut menghasilkan elektabilitas Jokowi berada di angka 36,2 persen. Angka tersebut tergolong rendah, padahal surveinya dilakukan sebelum keluarnya kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, polemik puisi Sukmawati Soekarnoputri, hingga diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing.
Kalau diadakan survei ulang? Apakah elektabilitasnya akan turun ataukah naik?
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.