Indonesia kembali kehilangan tokoh pahlawan pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Soeharto periode 1978-1983, Daoed Joesoef, yang berpulang pada Selasa (23/1/2018) sekira pukul 23.55 WIB, di RS Medistra, Jakarta Selatan. Ia meninggal di usia 91 tahun.
Jenazah Daoed kemudian disemayamkan di rumah duka, Jalan Bangka VII Dalam Nomor 14, Jakarta Selatan, dan akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat.
Menurut keterangan dari keluarga, almarhum mendiang Daoed mengidap penyakit jantung. Karena usianya yang sudah tua, jantungnya pernah dipasang ring pada 18 tahun yang lalu.
Bagaimana perjalanan karier Daoed hingga dijuluki sebagai tokoh pendidikan di Indonesia?
Daoed merupakan seorang ekonom dan akademisi bidang ekonomi moneter. Ia pernah menjadi Kepala Departemen Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia. Dengan latar belakangnya tersebut, pada tahun 1953, Daoed sempat ditawari untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia menggantikan Sjafruddon Prawiranegara. Namun, tawaran itu ditolaknya dengan alasan independensi. Menurut Daoed, ia tak akan lagi bebas dan menulis jika menjadi Gubernur BI. Ia lebih memilih tetap menjadi pendidik dan melanjutkan pendidikannya di Sorbonne, Paris.
Pada 1964-1973, Daoed menempuh pendidikan di Sorbonne hingga meraih dua gelar doktor di Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne, Perancis. Di sana, ia menyusun sejumlah konsep penyelenggaraan negara dengan pendekatan multidisipliner. Konsep itu terdiri dari pembangunan ekonomi nasional, pertahanan keamanan, dan pembangunan pendidikan.
Kemudian, tawaran menjadi Mendikbud menghampirinya sepulangnya dari Sorbonne. Pada waktu itu, Presiden Soeharto memintanya menjadi menteri di Kabinet Pembangunan III. Bukan di bidang ekonomi, melainkan pendidikan.
Saat bertemu Soeharto di Cendana, Daoed pun menyampaikan konsep pendidikan yang disiapkannya. Daoed mengatakan, ia kaget karena Soeharto mengaku sudah tahu konsep itu. Menurut Daoed, itu sebuah misteri. Mungkin beliau tahu melalui Mohammad Hatta (mantan Wapres). Pasalnya, sebelum dipanggil Pak Harto, ia memang sempat menyampaikan konsep-konsep saya kepada Hatta.
Lalu, Daoed menyiapkan konsep pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan, yang membangun masa depan melalui pendidikan generasi muda. Menurutnya, generasi muda adalah investasi besar bangsa. Mereka adalah harapan sekaligus manusia masa depan. Melalui pendidikan kita menyiapkan masa depan. Ada nilai investasi di sana dengan memberi generasi muda cukup ilmu.
Saat menjabat sebagai Mendikbud, almarhum Daoed Joesoef mulai dikenal setelah memperkenalkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang bertujuan membersihkan kampus dari kegiatan politik.
Selain kiprahnya untuk memperbaiki pendidikan negara, mantan Mendikbud era Kabinet Pembangunan III ini juga merupakan seorang pendiri lembaga pemikiran Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.