Golkar Masih Sunyi Senyap?

Golkar Masih Sunyi Senyap?

Nur AK
23 Maret 2018
Dibaca : 1439x
Yunarto menjelaskan alasan kenapa golkar tak kunjung meningkat elektabilitasnya, yakni karena karena tidak memiliki tokoh dan tidak memiliki elektoral yang bisa mendongkrak Pilpres.

Sejak peresmian partai yang ikut andil dalam pemilihan umum mendatang oleh KPU, hingga sekarang Partai Golkar masih terdengar sunyi senyap dari kabar Pemilu 2019. Hal itu memancing kometar dari pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya saat menjadi pembicara di Rakernas Golkar, Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2018). Ia menilai bahwa Golkar memerlukan figur untuk mendongkrak elektabilitasnya untuk mendulang suara. Pasalnya, sebagian besar masyarakat cenderung memilih sosok dari partai.

Sejak dulu, memang Golkar belum pernah memenangkan capres dari dalam partainya sendiri. Paling hanya cawapres saja yang berhasil Golkar usulkan hingga mencapai kemenangan di Pemilu.

Jika dilihat dari hasil survei elektabilitas Golkar, pada Maret 2017 12,1%, September 2017 10,8%, dan terakhir Januari 2018 13,2%. Survei tersebut dilakukan oleh Charta Politika sejak satu tahun belakangan.

Yunarto menjelaskan alasan kenapa golkar tak kunjung meningkat elektabilitasnya, yakni karena karena tidak memiliki tokoh dan tidak memiliki elektoral yang bisa mendongkrak Pilpres. Sehingga wajar saja kalau Golkar tak pernah menang dalam Pilpres. Misalnya saja, Gerindra dengan Prabowonya, Jokowi dan Megawatinya, atau Demokrat dengan SBY.

Menurutnya, hal ini menjadi tantangan terberat bagi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto untuk menghadapi pertarungan terbesar sebab pertama kalinya tahun depan Pilpres dan Pileg akan digabung serentak. Suara Pileg nantinya akan lebih bergantung lagi kepada hasil Pilpres.

Saat ini yang terkenal dari Golkar adalah Setya Novanto yang tersandung kasus KTP-el.

Yunanto menyarankan, apabila Golkar tidak mau stuck di posisi yang tetap, partai kuning itu perlu membuat terobosan dari tokoh yang Golkar miliki hingga infrastruktur partai yang kuat. Bahkan isu manajemen yang selama setahun terakhir ini turun bisa menjadi daya ledak untuk memperbaiki posisi Golkar yang cenderung stagnan dalam pemilihan ke depan.

Sebenarnya tidak apa-apa juga kalau misalkan pihak Golkar sendiri belum mau berkoar. Siapa tahu besok, minggu depan, atau bulan depan, Golkar sudah menapakkan sayapnya untuk mencapai kemenangan dalam Pemilu 2019.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved