Dilansir dari aktual.com, seorang mubaligh atau penyampai anjuran Islam di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, H. Thabrani Basri mengatakan, Alquran merupakan sebuah kitab Wahyu Illahi merupakan penguji kebenaran penelitian ilmiah.
Ia mengemukakan itu dengan mengutip pendapat seorang peneliti, yang kemudian ia sampaikan lagi saat tausyiahnya di Masjid Assa’adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, usai shalat subuh.
“Oleh karenanya, setiap hasil penelitian atau temuan belum bisa dibenarkan kebenaran ilmiahnya jika tidak sesuai dengan kebenaran Alquran,” lanjutnya mengutip pendapat peneliti yang mengaku berasal dari aliran Ortoduk tersebut.
Pasalnya, menurut peniliti tersebut, Alquran memiliki kesejarahan jauh ke depan, atau sebelum sejarah-sejarah yang ada sekarang.
“Seorang peneliti dan juga akademisi itu bernama Prof. Dr. Jacub menyampaikan pendapatnya dalam ceramah di Masjid Hasanuddin HM-Kayu Tangi Banjarmasin beberapa waktu lalu,” tuturnya.
Dalam tausiyah mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Kalsel juga mengingatkan arti penting kerukunan intern umat beragama dan antara umat beragama. Ia mencontohkan kehidupan Rasulullah Muhammad saw, yang bukan saja memperhatikan harmonisasi hubungan sesama kaum Muslim, tetapi juga dengan non Islam. Rasulullah Muhammad saw juga dikenal sebagai sosok suri tauladan yang baik bagi umat.
Mantan dosen Agama Islam pada Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu menjelaskan dengan memberikan sebuah contoh, yaitu Nabi Muhammad mengangkat Abu Sofyan sebagai gubernur pertama di negeri Arab tersebut ketika itu. Padahal ketika diangkat menjadi gubernur tersebut, Abu Sofyan baru memeluk Islam, sebelumnya merupakan orang yang tergolong keras dalam memerangi kaum Muslim, demikian Thabrani Basri.
Tidak ada salahnya apabila semua perbuatan yang kita lakukan khususnyaa umat yang beragama Islam, berpedoman teguh kepada kitab suci Alquran. Karena di dalamnya terkandung makna yang sangat dalam apabila kita mengkajinya.