Lampuhijau.com - Kompetisi Liga 1 musim depan bakal menjadi panggung tim - tim perserikatan tanah air. Itu setelah tiga tim dari Liga 2 yang promosi ke kompetisi kasta tertinggi itu, semuanya adalah tim tradisional yang pernah berlaga di era perserikatan. Ya, PSIS Semarang akhirnya menyusul Persebaya Surabaya dan PSMS Medan yang sudah lolos lebih dulu.
Dengan lolosnya tiga Persebaya, PSMS dan PSIS itu, maka ada delapan tim perserikatan total 18 tim peserta Liga 1 musim depan. Sebab, ada lima saudara mereka yang sudah lama bertahan di kompetisi kasta tertinggi, Persib Bandung, Persija Jakarta, PSM Makassar dan Persela Lamongan serta Persipura Jayapura.
Laskar Mahesa Jenar --julukan PSIS -- menjadi tim ketiga yang promosi ke Liga 1 setelah susah payah menaklukan Martapura FC denga skor 6-4 (2-2) dalam pertandingan perebutan peringkat ketiga yang berlangsung selama 120 menit di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, sore kemarin (28/11).
Setelah pertandingan, Subangkit, pelatih PSIS mengatakan bahwa, mereka baru saja menjalani pertandingan ekstra ketat serta menegangkan sepanjang laga. '"Hampir tidak ada waktu sedikitpun untuk kami bisa lepas dari ketegangan. Karena kedua tim bermain baik dan saling membobol gawang lawan," papar dia.
Pria asal Pasuruan itu pun tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih kepada sang striker Hadi Nur Yulianto yang berhasil memborong tiga gol kemenangan mereka. Masing-masing saat laga baru berjalan enam menit, kemudian menit ke-59' dan 85'. Lalu tiga gol lain, disumbangkan oleh Aldaer Makatindu (43') dan Andri Wibawa (99' dan 110').
Laga tersebut memang berlangsung sengit. Sebab, meski tidak didukung oleh suporter yang masif, Laskar Sultan Adam -- julukan Martapura -- juga tidak mau menyerah dengan terus memberikan empat gol balasan, masing-masing lewat Rifan Nahumarury di menit ke-9' dan 35', serta Reza Saputra (47') dan Qischil Gandrum Minny saat pertandingan memasuki menit ke-95.
Subangkit menambahkan, itu adalah pertandingan sangat berkesan bagi dia beserta para pemain. Sebab, lanjut dia, kedua tim sama - sama memutuskan untuk bermain terbuka mengakibatkan sepuluh gol harus tercipta. Dia mengakui, meski akhirnya keluar sebagai pemenang, mereka harus bekerja keras lantaras tim lawan menunjukan agresifitas tinggi.
"Bagi saya, ini adalah kemenangan paling emosional dalam karir sepak bola saya. Karena apa yang kami capai ini bukan hanya menjadi kebanggan bagi warga Semarang semata. Tapi, memenuhi impian pencinta sepak bola Jawa Tengah," ucapnya. "Seperti kalian tahu, ada banyak tim sepak bola di Jawa Tengah, tapi hanya kami satu-satunya mewakili mereka di kasta tertinggi," beber dia.
Meski begitu, terkait masa depannya bersama PSIS, mantan pelatih Sriwijaya FC itu tetap memilih merendah. Dia bahkan menyerahkan seluruh nasibnya kepada manajemen. Bahkan, terkait urusan pemain sekalipun, dia tetap memilih untuk bungkam. "Kami masih menunggu evaluasi dari manajemen," tegasnya
Presiden PSIS, Yoyok Sukawi mengakui bahwa sensasi juara yang dia rasakan setelah PSIS memastikan satu tiket ke Liga 1. "Karena apa yang kami rebutkan adalah hanya satu-satunya yang tersisa. Dan, bagi kami itu sangat berharga," kata Yoyok. "Saya juga sudah siapkan bonus sebesar 500 juta rupiah bagi pemain dan pelatih," tambahnya.
Di sisi lain, pelatih Martapura FC, Frans Sinatra Huwae tetap saja berpikir positif dengan kekalahan yang baru saja mereka alami tersebut. Bahkan, meski operator harus mengubah kebijakan mereka dengan melakukan pemutihan kartu kuning yang menguntungkan PSIS pun, menurut dia adalah sesuatu yang wajar dalam sepak bola tanah air.
"Saya mengakui kedua tim sudah bermain bagus sepanjang pertandingan. Tapi, kami saja yang kurang beruntung, ini mungkin adalah jalan Tuhan bagi kami," kata Frans. "Setelah ini, kami langsung kembali ke Martapura dan melaporkan semua pencapaian tim ke manajemen," kata pelatih asal Ambon, Maluku itu.