Jauhi Radikalisme & Intoleransi! MUI, Jokowi dan Sandiaga Imbau Warga Selektif Memilih Masjid

Jauhi Radikalisme & Intoleransi! MUI, Jokowi dan Sandiaga Imbau Warga Selektif Memilih Masjid

Nur AK
7 Jun 2018
Dibaca : 1184x
MUI ingin pihaknya bisa menggandeng masyarakat untuk membuat langkah gerakan radikalisme tak tumbuh subur.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau kepada pengurus masjid dan masyarakat sekitarnya agar selektif dalam penceramah di acara masjib. Hal ini menyusul dugaan 40 masjid yang disusupi paham radikal.

"Kepada pengurus masjid dan masyarakat kami juga mengimbau untuk lebih selektif jika ingin menghadirkan penceramah," imbau Wakil Ketua Umum Zainut Tauhid Sa'adi, Kamis (7/6/2018).

MUI ingin pihaknya bisa menggandeng masyarakat untuk membuat langkah gerakan radikalisme tak tumbuh subur.

Adapun ciri-ciri penceramah idaman MUI adalah penceramah yang mampu menyejukkan hati umat, merajut ukhuwah, mampu menenangkan situasi serta kondisi agar tetap kondusif, menjaga kerukunan hingga terwujudnya harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Hal ini sangat penting agar masyarakat memiliki kepedulian dan kewaspadaan terhadap bahaya paham radikalisme tersebut," tegasnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI yang sudah merilis informasi mengenai 40 masjid di DKI yang terpapar paham radikal. MUI pun memberikan apresiasi dan mengimbau kepada pimpinan ormas Islam untuk memberikan perhatian serius terkait masalah ini. Sebab, masalah radikalisme dan intoleransi kian meningkat dan itu disebarkan melalui ceramah dalam masjid.

"Misalnya oleh Mba Alisa Wahid misalnya, sekitar 40 masjid yang dia survei di kawasan DKI itu penceramahnya atau khatibnya radikal. Mengajarkan radikalisme dan intoleransi," jelas Azumardi.

Seperti yang dikatakan cendekiawan muslim, Azyumardi Azra yang menyebut sekitar 40 masjid yang telah disurvei di bilangan Jakarta penceramahnya atau khatibnya radikal. Cenderung mengajarkan radikalisme dan intoleransi.

Menurut Zumardi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengatasi kasus tersebut dengan menugaskan pimpinan dari lembaga sosial keagamaan tertentu untuk melakukan perbaikan di dalam masjid. Di mana Khotib-khotibnya didominasi oleh orang-orang yang tidak mengajarkan paham khilafah, daulah Islamiyah dan sebagainya.

Begitu pula dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno yang menyebut bahwa Pemprov DKI telah memiliki data 40 masjid Jakarta yang dicurigai disusupi paham radikal dan intoleransi, namun data tersebut masih bersifat rahasia. Sandi hanya memastikan Pemprov DKI akan melakukan pembinaan di masjid-masjid yang diduga terpapar radikalisme yang menyebarkan paham kebencian.

"Ini data yang kami pegang tentunya kami akan pastikan bahwa ada pembinaan, tapi kami tidak bisa mengumbar nama masjidnya," pungkas Sandi.

#Tagar Berita

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved