Benda apakah yang susah dipisahkan ketika sudah berada di dalam buaian tangan? Pasti Anda mengetahui jawabannya. Itulah yang sedang anda pegang, ponsel cerdas (smartphone).
Penggunaan ponsel cerdas tak akan pernah musnah, sebab seiring berjalannya waktu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (terutama) semakin pesat. Berbagai teknologi terkini pun turut mendukung terbentuknya ponsel cerdas tersebut.
Berawal dari tangan, ponsel cerdas bisa Anda lihat menggunakan mata, kemudian muncul beberapa ide dari pikiran Anda sehingga membuat keingintahuan Anda semakin meningkat dan tak pernah ada hentinya.
Namun, keingintahuan itu ada yang berdampak positif da nada yang berdampak negatif. Sehingga, para pengguna pun harus lebih cerdas dibanding ponsel yang mereka genggam.
Tak ayal, jika ponsel cerdas bisa mempengaruhi kondisi jiwa orang karena sangat mempengaruhi kehidupan Anda. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur RSIJ Cempaka Putih, dr. Metta Desvini Primadona Siregar yakni terdapat perilaku tertentu yang dilakukan seseorang ketika teknologi digital telah mempengaruhi otaknya, seperti seseorang yang merasa bahwa HP-nya bergetar padahal tidak.
Bahkan ada pula yang merasa ketakutan yang berlebihan apabila tidak memegang ponsel, gangguan tersebut merupakan symptom dari nomopobhia.
"Orang ini akan menjadi tidak rasional ketika ketinggalan HP misalnya. Perilakunya akan sangat panik. Atau mereka itu akan selalu mengecek HP-nya secara terus menerus tidak berhenti," jelas Metta.
Bagi mereka yang benar-benar telah kecanduan ponsel cerdas, akan mengalami masalah kejiwaan seperti mudah cemas, depresi dan mengalami gangguan jiwa lainnya.
Hal yang lebih mengerikan lagi apabila anak Anda sudah kecanduan barang elektronik tersebut, mereka bisa mengalami gangguan pergaulan hingga berujung pada malas belajar. Dampak lainnya adalah sifat yang sangat emosional dan gampang marah.
Teknologi benar-benar sudah memperbodoh kita, padahal mereka datang dari kreatifitas akal manusia. Namun, kenapa dampaknya kepada manusia sebagai penciptanya?
Oleh karena itu, jangan sampai keluarga kita terserang gangguan jiwa karena ponsel cerdas. Salah satu kuncinya adalah coba batasi diri dengan hal-hal yang bersifat ‘kepo’ yang tak ada manfaatnya sama sekali untuk kita.
Segera letakkan ponsel cerdas di tempat kita menyimpannya, jika sudah selesai digunakan untuk keperluan yang lebih penting dari sekadar kepo-kepo yang ga jelas.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.