LampuHijau.com - Perkembangan zaman yang tak dapat di hindari lagi menyebabkan kemajuan di berbagai bidang, termasuk di dalamnya ialah teknologi yang semakin canggih. Setiap negara berlomba-lomba meningkatkan kualitasnya untuk menjadi negara maju, dan hal yang menjadi dasar dari majunya suatu negara adalah kualitas pendidikan yang baik.

Dalam rangka meningkatkan kualitasnya di bidang pendidikan, Indonesia  telah lebih dulu menggelar program ujian berbasis komputer atau lebih dikenal dengan Computer Based Test (CBT) pada tahun 2015 lalu dengan mengungguli negara-negara lain seperti  Australia dan Britania yang diketahui baru akan mengadakan ujian berbasis komputer pada tahun 2019 dan 2020 mendatang.

Meski menjadi negara pertama yang menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK), namun perlu memakan proses yang cukup lama agar ujian dengan basis modern tersebut dapat secara serentak di ikuti oleh seluruh sekolah di Indonesia. Terbukti bahwa dari tahun ke tahun jumlah sekolah yang menggelar UNBK mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah sekolah yang ikut berpartisipasi menggelar UNBK mencapai 75% dan sisanya masih menggunakan kertas sebagaimana telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 50,9% dari keseluruhan sekolah yang ada di Indonesia. Harapan pun datang dari Totok Suprayitno selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang).

“Kami berharap sekolah yang sudah siap ikut UN berbasis komputer tidak sekedar laporan, tapi benar-benar siap,” ungkapnya. Kamis (8/2).

Dari keseluruhan jumlah sekolah di Indonesia, terdapat 6 provinsi pada jenjang SMP, 16 provinsi pada jenjang SMA, dan 17 provinsi pada jenjang SMK. Dari total 34 provinsi terdapat tiga provinsi yang sudah menyatakan kesiapannya 100% untuk mengikuti UNBK diantaranya ialah DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Aceh.