WINA – Pekan depan umat Kristiani sudah memasuki masa adven alias masa pra-Natal. Pernak-pernik Natal pun bermunculan. Mulai pohon Natal, Santa Claus atau Sinterklas, sampai Krampus. Krampus? Ya. Mitos Natal dalam wujud monster bertanduk tersebut merupakan karakter yang sifatnya bertolak belakang dengan Santa Claus alias Sinterklas.
Krampus memang hanya tenar di Benua Eropa. Khususnya di Austria, Slovenia, Republik Ceko, Hungaria, dan Italia. Setiap tahun menjelang masa adven, masyarakat di negara-negara itu mengadakan tradisi parade atau pawai Krampus. Di Austria, kali ini tradisi tersebut dilakukan di Kota Hollabrunn. Di Slovenia, parade itu dihelat di Kota Goricane dan Podkoren.
’’Setiap tahun makin banyak turis asing yang datang ke kota ini untuk menyaksikan tradisi Krampus,’’ kata salah seorang wakil panitia pawai di Hollabrunn kemarin (26/11). Ratusan orang berjejer di sepanjang jalan yang akan dilewati para Krampus beberapa jam sebelum acara dimulai. Mereka, tampaknya, ingin menjadi yang terdepan agar bisa mengabadikan para monster setengah kambing tersebut dengan apik.
Para peserta pawai mendandani diri mereka semirip-miripnya dengan Krampus. Jika dulu topeng Krampus terbuat dari kayu, kini para peserta bisa memakai topeng yang terbuat dari lateks. Biasanya, Krampus memiliki dua tanduk melengkung di atas kepala, dua taring runcing, dan lidah yang panjang terjulur. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Krampus bisa divisualisasikan dalam berbagai ekspresi yang lebih modern.
’’Krampus adalah teman Santa Claus yang jahat. Tugasnya adalah menghukum anak-anak yang nakal,’’ jelas Monte Beauchamp, desainer grafis sekaligus sutradara asal Eropa yang berjasa memperkenalkan Krampus di Amerika Serikat (AS) lewat kartun dan publikasi gambarnya di majalah. Dia menyebut Krampus sebagai bagian dari mitos kuno Austria yang kini mendunia.
Negara-negara Eropa lain yang lekat dengan tradisi Santa Claus atau Sinterklas punya ’’Krampus’’ dalam wujud lain. Di Jerman, tokoh antagonis Natal itu tampil dalam sosok Belsnickle dan Knecht Ruprecht. Belanda memiliki Zwarte Piet alias Black Peter. Zwarte Piet itulah yang di Indonesia dikenal dengan nama Piet Hitam. Sama dengan Krampus, Piet Hitam suka berburu anak nakal dan menghukumnya. (New York Daily/Euro News/hep/c14/any)