Di setiap generasi mempunyai permasalahan maupun tantangan percintaan yang berbeda-beda. Dan begitu juga dengan generasi masa kini atau yang sering disebut dengan istilah generasi milenial. Pada umumnya generasi milenial ini cenderung sulit untuk menemukan cinta serta mempertahankan hubungannya. Selain itu juga, tidak seperti di generasi yang sebelumnya di mana di era generasi milenial ini terdapat banyak aplikasi kencan. Kini sudah tidak banyak lagi anak lelaki menikah dengan tetangga sebelahnya. Berikut ini adalah permasalah yang seringkali dijumpai oleh generasi milenial dengan rentang usia 20-30 tahun menurut terapis hubungan Tarra Griffith yang dikutip dari Huffington Post, yaitu :
Di era seperti sekarang ini di mana banyak platform kencan, anak muda banyak yang merasa takut akan salah pilih pasangan. Akan tetapi daripada gelisah terus mencari pasangan yang tepat alangkah baiknya bila fokus untuk menjadi pasangan yang baik.
Mungkin bila anda termasuk pada generasi milenial akan bertanya hal ini pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Bila iya anda tidak sendiri. Di usia 20-an banyak anak-anak muda milenial yang memprioritaskan aspek lain dalam kehidupan. Seperti aspek pendidikan, karir, travelling serta pengalaman hidup sebelum memutuskan menikah. Kemudian banyak yang memilih kehidupan yang mandiri baik dalam karir maupun dalam penghasilan sebelum menikah. Hingga dari beberapa milenial tidak melihat manfaat dari mendapatkan legalisasi menikah.
Dengan adanya kehadiran media pesan seperti berbagai aneka media sosial dan media chat membuat pasangan dapat berinetraksi dengan banyak cara. Nmaun pada saat teks atau simbol dikirim maka interprestasinya bisa saja berbeda dan menimbulkan masalah seperti yang diutarakan oleh terapis hubungan Jess Hopskins.
Banyak kaum milenial yang melihat teman lain menikah dan kemudian memiliki anak. Sedangka dia sedniri masih lajang dan meraa tidak dapat menemukan satu orang serta tidak siap berkomitmen untuk satu orang namun tidak siap untuk berkomitmen, seperti yang dituturkan oleh terapis hubungan asal Chicago Rachel Kazez.
Terkadang kebanyakan dari kaum wanita telah siap untuk hubungan yang serius, namun pasangannya masih ingin bermain bersama teman-teman atau bermain video game. Sehingga hal ini membuat wanita bertanya-tanya bilakah hubungan tersebut akan berkembang ketika memutuskan menikah dengan orang tersebut.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.