Kematian adalah sebuah kepastian yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Setiap manusia, tanpa memandang usia, jabatan, ataupun harta, pasti akan merasakan kematian. Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara menuju akhirat yang kekal. Karena itu, para ulama sering memberi nasihat agar umat Islam selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan sebaik-baiknya.
1. Menyadari Bahwa Kematian Itu Dekat
Salah satu nasihat penting dari para ulama adalah menyadari bahwa kematian bisa datang kapan saja. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa orang yang selalu mengingat kematian akan hidup lebih berhati-hati. Ia tidak akan menunda amal kebaikan karena sadar bahwa ajal tidak pernah memberi peringatan.
Rasulullah ﷺ juga bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (kematian).” (HR. Tirmidzi).
Dengan mengingat kematian, hati menjadi lebih tenang dan jauh dari kesombongan.
2. Memperbanyak Amal Shalih Sebagai Bekal
Ulama menekankan bahwa bekal terbaik menghadapi kematian adalah amal shalih. Dunia hanyalah ladang tempat menanam, dan hasilnya akan dipetik di akhirat. Amal seperti shalat tepat waktu, berzakat, bersedekah, berbakti kepada orang tua, hingga menolong sesama, semuanya menjadi investasi abadi.
Imam Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari pergi, maka hilanglah sebagian dari dirimu.” Ucapan ini mengingatkan agar setiap hari diisi dengan amal yang bermanfaat sebelum ajal menjemput.
3. Memperbanyak Taubat dan Istighfar
Nasihat ulama berikutnya adalah tidak menunda taubat. Manusia tidak pernah luput dari dosa, baik kecil maupun besar. Namun Allah ﷻ Maha Pengampun bagi siapa saja yang memohon ampun dengan tulus.
Rasulullah ﷺ sendiri, yang maksum dari dosa, beristighfar lebih dari 70 kali dalam sehari. Hal ini menjadi teladan bahwa umat Islam hendaknya selalu bertaubat sebelum datang penyesalan. Imam Ibnul Qayyim berkata, “Taubat adalah kunci kebahagiaan, penyejuk hati, dan pintu rezeki.”
4. Mempersiapkan Wasiat dan Menjaga Hak Orang Lain
Sebagian ulama juga menekankan pentingnya menyiapkan wasiat sebelum ajal tiba. Wasiat bukan hanya tentang harta, tetapi juga pesan moral dan spiritual kepada keluarga. Selain itu, penting pula untuk segera melunasi hutang, karena Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa ruh seorang mukmin akan tergantung hingga hutangnya dilunasi (HR. Tirmidzi).
Dengan menjaga hak orang lain, seorang Muslim akan meninggal dalam keadaan lebih tenang, tanpa membawa beban dunia ke akhirat.
5. Menghadapi Kematian dengan Husnuzan kepada Allah
Ulama juga mengingatkan agar setiap Muslim menghadapi kematian dengan prasangka baik kepada Allah. Menjelang ajal, hendaknya hati dipenuhi keyakinan bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penerima taubat.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah.” (HR. Muslim).
Dengan husnuzan, hati akan tenang dan jauh dari rasa takut berlebihan.
Kematian adalah kepastian yang harus dipersiapkan, bukan ditakuti. Para ulama mengajarkan bahwa cara terbaik menghadapi kematian adalah dengan memperbanyak amal shalih, selalu bertaubat, menjaga hak orang lain, dan senantiasa berhusnuzan kepada Allah.
Jika seorang Muslim senantiasa mempersiapkan diri, maka kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju pertemuan indah dengan Sang Pencipta. Semoga Allah ﷻ menjemput kita dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.