Sakit kepala merupakan keluhan umum yang hampir setiap orang pernah alami. Namun, tidak semua sakit kepala sama. Ada yang sekadar sakit kepala biasa akibat kelelahan, ada pula yang termasuk migrain, yaitu gangguan neurologis yang lebih kompleks dan sering menimbulkan rasa nyeri berulang. Memahami perbedaan keduanya penting agar tidak salah penanganan dan tahu kapan harus mencari pertolongan medis.
Perbedaan Migrain dan Sakit Kepala Biasa
Lokasi dan Intensitas Nyeri
Sakit kepala biasa: Biasanya terasa di seluruh kepala atau di kedua sisi. Intensitasnya ringan hingga sedang.
Migrain: Nyeri cenderung muncul di satu sisi kepala, sering berdenyut atau bergetar, dan bisa berlangsung selama 4–72 jam.
Gejala Penyerta
Sakit kepala biasa: Umumnya hanya disertai rasa tegang di leher atau bahu, tanpa gejala lain yang berarti.
Migrain: Sering disertai mual, muntah, sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), suara (fonofobia), bahkan bau tertentu.
Faktor Pemicu
Sakit kepala biasa: Sering dipicu oleh kelelahan, kurang tidur, atau dehidrasi.
Migrain: Bisa dipicu oleh stres, perubahan hormon, makanan tertentu (misalnya cokelat, keju, kafein berlebihan), perubahan cuaca, hingga pola tidur yang tidak teratur.
Dampak terhadap Aktivitas
Sakit kepala biasa: Umumnya masih bisa ditoleransi dan tidak terlalu mengganggu aktivitas.
Migrain: Rasa sakit yang intens dapat membuat penderitanya harus beristirahat total di ruangan gelap dan tenang.
Kapan Harus ke Dokter?
Tidak semua sakit kepala memerlukan perhatian medis, namun ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai:
Sakit kepala yang muncul mendadak dan sangat parah, sering disebut thunderclap headache, bisa menjadi tanda perdarahan otak.
Sakit kepala yang semakin sering dan intensitasnya meningkat, meski sudah mencoba pengobatan sederhana.
Disertai gangguan neurologis, seperti kesulitan berbicara, penglihatan ganda, lemah pada salah satu sisi tubuh, atau kehilangan kesadaran.
Sakit kepala setelah cedera kepala, meski hanya benturan ringan, tetap perlu pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan gegar otak atau perdarahan.
Migrain yang berlangsung lebih dari 72 jam atau tidak membaik dengan obat pereda nyeri biasa.
Sakit kepala pada usia di atas 50 tahun yang baru pertama kali muncul, karena bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan serius.
Cara Mengatasi Sakit Kepala Biasa
Jika sakit kepala yang dialami termasuk ringan dan tidak berulang, beberapa langkah sederhana bisa membantu:
Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
Istirahat atau tidur sejenak, terutama jika sakit kepala akibat kurang tidur.
Lakukan peregangan atau pijat ringan pada leher dan bahu.
Gunakan obat pereda nyeri ringan seperti parasetamol jika diperlukan.
Mengelola dan Mencegah Migrain
Migrain tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi bisa dikelola agar tidak sering kambuh:
Kenali pemicu pribadi dengan mencatat kapan migrain muncul dan faktor apa yang mungkin menyebabkannya.
Atur pola tidur yang teratur, hindari begadang.
Kelola stres dengan meditasi, yoga, atau aktivitas relaksasi.
Pola makan sehat dengan menghindari makanan atau minuman yang terbukti memicu migrain.
Konsultasi ke dokter untuk terapi obat pencegahan atau pereda nyeri khusus migrain.
Migrain berbeda dengan sakit kepala biasa baik dari gejala, intensitas, maupun dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Sakit kepala ringan umumnya bisa diatasi dengan istirahat dan gaya hidup sehat, sementara migrain membutuhkan perhatian lebih, terutama jika gejalanya sering muncul dan mengganggu aktivitas.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.