Siapa yang tidak kenal Warteg dan Rumah Makan Padang? Kedua jenis rumah makan khas Indonesia itu menjerit lantaran naiknya harga cabai di pasaran. Bayangkan saja, setiap harinya mereka sering memasak menggunakan cabai, ketika mau membeli cabai harganya malahan lebih mahal daripada harga daging ayam. Lantas, apakah masakan mereka harus puasa dari yang namanya cabai?
Tak ada yang bisa disalahkan, akhir-akhir ini petani cabai memang sedang sepi akan panen buah yang rasanya pedas tersebut. hal itu berdampak pada harga cabai yang semakin mengalami peningkatan semenjak bulan Januari 2018 silam.
Di pasar tradisional Depok misalnya, harga cabai rawit tembus Rp 80.000 per kilogram, sementara cabai merah Rp 60.000 per kg. Bukan hanya kedua warung itu saja yang mengeluh, sejumlah pedagang juga kebingungan mau jual dengan harga berapa cabai mereka.
"Kesal juga, kok mahal banget cabai. Saya kan pakai cabai banyak, namanya jualan nasi kan lauknya rata-rata pakai cabai. Kalau mahal terus gimana? tidak mungkin kita naikin harga. Paling ngurangin cabainya," tutur Maryati, pedagang warteg.
Satu-satunya jalan, agar mereka tetap berdagang adalah dengan mengurangi jumlah cabai yang mereka masak, lebih sedikit daripada yang sebelumnya. Bukan menaikkan harga makanan, lantaran mereka tidak mau kehilangan pelanggan setia mereka.
Sementara, di Sumatera Barat, Kepala Satgas Pangan Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Raya, Kota Padang. Hasil sidak tersebut terhadap harga cabai di pasar yang dituju adalah sedikit mahal, untuk cabai rawit harganya Rp 60 ribu per kilogram. Namun, harga bahan kebutuhan pokok lainnya dianggap masih dalam kategori normal.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.