Untuk urusan mengasuh anak, efek peran ayah dalam pengasuhan anak biasanya dianggap tidak sebesar efek peran wanita. Anggapan tersebut ternyata kurang tepat. Sebab, menurut beberapa penelitian mengenai efek peran ayah dalam pengasuhan anak yang dilakukan baru-baru ini, efek peran ayah dalam perkembangan anak bisa dibilang sama besar dengan efek peran ibu. Misalnya saja, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa peran ayah dalam pengasuhan anak ternyata sangat penting dalam perkembangan emosional dan intelektual anak.
Perbedaan Ayah dan Ibu
Dalam penelitian tentang peran ayah dalam pengasuhan anak terdapat perbedaan pria dan wanita dalam mengasuh anaknya. Interaksi antara anak dan ayahnya biasanya bersifat amat fisik dan kurang intim, dengan penekanan pada aktivitas yang menyenangkan dan menarik. Pendeknya, hubungan para ayah dengan anaknya lebih sering melibatkan aktivitas bermain.
Di sisi lain, interaksi antara anak dan ibunya lebih intim dan bersifat emosional. Penekanan hubungan ibu-anak adalah pada keterikatan dan ketergantungan emosional serta pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti makan, minum, rasa aman dan sebagainya. Namun, hubungan ayah-anak yang tampak dangkal itu ternyata memiliki fungsi yang tidak sepele. Hubungan ayah-anak yang penuh canda tawa dan penuh dengan aktivitas bermain tersebut sebenarnya berpengaruh besar dalam perkembangan anak.
Jika seorang ibu biasanya berusaha melindungi anak dari berbagai stimulasi yang dianggap akan mengganggu anaknya, seorang ayah biasanya malah mengajak anak menghadapi stimulus yang mengganggu tersebut. Perbedaan tersebut secara konsisten akan menumbuhkan kepekaan anak terhadap lingkungannya, dan akibatnya anak akan menjadi lebih fteksibel, baik secara emosional maupun kognitif.
Harus Dimulai Sejak Dini
Bahkan bagi ayah yang berpandangan modern sekali pun, model pengasuhan anak yang setara, artinya baik ayah maupun ibu memiliki tanggung jawab yang sama, bakal sulit dipraktekkan. Pengalaman para ayah pada masa kanak-kanaknya, yang mungkin masih mengalami model pengasuhan anak yang "tradtsional" tak memberikan cukup keterampilan bagi mereka. Karena itu, jika seorang ayah berniat berperan secara aktif dalam pengasuhan anaknya, ia harus mulai sejak dini. Dan itu berarti sudah dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Inilah beberapa aktivitas yang disarankan bagi para ayah:
1. Ambil bagian sebanyak mungkin dalam persiapan menyambut hadirnya si kecil di tengah-tengah keluarga. Setelah anak lahir, ambillah cuti dan coba pelajari keterampilan merawat bayi, seperti memandikan, menggendong, mengganti popok dan sebagainya. Aktivitas ini akan mengurangi kecemasan akan menyakiti bayi yang tampak rapuh.
2. Sekali waktu, mintalah sang ayah melewatkan waktu berdua saja dengan bayinya selama beberapa jam. Cara yang terbaik untuk melakukan hal ini adalah si ibu pergi selama beberapa jam dan membiarkan si ayah bersama anak-anak. Atau bisa juga si ayah pergi berjalan-jalan dengan menggendong anaknya. Menggendong anak akan membuat seorang ayah bisa merasakan tubuh dan bau anaknya. Aktivitas ini akan memperkuat ikatan ayah-anak.
3. Perbanyak aktivitas yang biasanya dilakukan oleh si ibu, misalnya membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur, mengajari anak bernyanyi, dan sebagainya.
4. Sedangkan untuk ibu, disarankan untuk mendukung apa yang dilakukan suaminya. Salah satunya adalah dengan memahami pendekatan yang berbeda antara pria dan wanita dalam mengasuh anak. Cobalah untuk tak terlalu sering mengkritik cara suami berinteraksi dengan anak.