Masyarakat Jawa Tengah (Jateng) perlu waspada dengan adanya uang palsu yang beredar di daerah Jateng dan sekitarnya. Hal itu dibenarkan oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono.
Condro mengimbau agar masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu terlebih selama Ramadan dan Idul Fitri 2018. Tak hanya itu, masyarakat juga harus jeli untuk mengecek uang yang diterimanya, agar tidak menjadi korban uang palsu.
"Ini kan perputaran uang banyak, bisa saja ada uang palsu. Ini harus diantisipasi dengan dilihat, diraba, diterawang," jelas Cokro, Jumat (25/5/2018).
Cokro menginformasikan, polisi siap menerima laporan mengenai penemuan uang palsu dari masyarakat kapanpun dan dimanapun. Namun, selama Ramadhan tahun ini belum ada laporan terkait temuan atau pengedar uang palsu,
"Belum ada, karena itu harus waspada. Kita juga sudah menyebar anggota di keramaian, seperti pasar, terminal untuk memantau," ungkapnya.
Kendati demikian, menurut informasi dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Hamid Ponco Wibowo, menjelaskan penemuan uang palsu hingga April 2018 sudah sebanyak 10.086 lembar. Hal inilah yang perlu kita waspadai.
"Mayoritas uang palsu ditemukan di Kantor Perwakilan Provinsi Jateng yakni 37 persen mengingat kota Semarang sebagai pusat perekonomian Jawa Tengah," tutur Hamid.
Terpisah dari hal itu, di Solo sendiri adanya uang palsu sudah 21 persen, Purwokerto 19 persen dan Tegal 22 persen.
Dalam peredarannya, nominal yang sering ditemukan adalah pecahan Rp 100.000 sebanyak 66,08 persen, pecahan Rp 50.000 sebanyak 31,01 persen, serta pecahan lain memiliki persentase kurang dari 2 persen. Beberapa penemuan tersebut berasal dari permintaan klarifikasi perbankan 92,4 persen, permintaan dari kepolisian 2,8 persen, dan permintaan masyarakat serta temuan dari setoran bank masing-masing sama yakni sebesar 2,5 persen.
Waspadalah! Waspadalah!