Skenario dari anggota partai politik yang ingin memenangkan Pemilu 2019 pun tampak terlihat dari gelagatnya mendekati petinggi parpol yang ia tuju. Mereka pasti memiliki hasrat tak mau tertinggal terkait posisi capres maupun cawapres, dan dipasangkan dengan siapa nantinya.

Namun, ada saja alasan dari para anggota politik untuk mengelabui pengamat politik. Seolah-olah tak terjadi maksud terselubung dan hanya sekadar silaturrahmi biasa antar partai.

Seperti yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada Selasa (10/7/2018) lalu.

Pertemuan tersebut secara terbuka mendapat komentar dari Sekretaris Jenderal (sekjen) Partai Demokrat, Hinca Panjaitan yang membeberkan bahwa dua petinggi partai itu sempat membicarakan skenario jika Airlangga tak dipilih sebagai cawapres dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

"Diskusi-diskusi tentang itu (skenario tak jadi cawapres Jokowi) sangat terbuka kemarin untuk melihat perkembangan yang ada," pungkas Hinca saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Menurut Hinca, mereka saling bertukar informasi untuk menjadi bagian dari koalisi Jokowi. Golkar pun dinilai masih memiliki semangat untuk masuk ke dalam bagian itu. Bahkan, dikatakannya, Airlangga sudah menyalakan lampu hijau kepada Demokrat untuk bergabung dengan koalisi Jokowi.

Namun, Hinca melaporkan bahwa ajakan tersebut belum diiyakan oleh Demokrat. Keputusannya menunggu pertemuan selanjutnya menjelang pendaftaran capres-cawapres pada 4 Agustus 2018.