Negara Indonesia ternyata tak luput dari kasus kejahatan pedofilia yang makin marak setiap tahunnya. Dikutip dari nationalgeographic.co.id, Selasa (16/1/2018), pedofilia adalah kelainan psikoseksual, di mana orang dewasa atau remaja memiliki preferensi seksual terhadap anak-anak praremaja. Gangguan ini juga dianggap sebagai parafilia, yang merupakan sekelompok gangguan yang didefinisikan sebagai aktivitas seksual yang abnormal.
Kejahatan pedofilia yang paling mencuat di Indonesia berlangsung sejak April 2017 silam, yakni yang dilakukan oleh Babeh. Para korban tertarik mendatangi gubuknya karena menganggap pelaku memiliki aji-aji “semar mesem” dan bisa mengobati orang sakit.
Selain kasus tersebut, dikutip dari famous.id, berikut ini beberapa kejahatan pedofilia yang sudah terjadi di Tanah Air, antara lain:
1. Wisatawan Bali
Sepertinya, Bali sudah menjadi daerah dengan kasus pedofilia terbanyak di Indonesia. Pelakunya pun tak hanya mereka yang berasal dari Indonesia tetapi juga para wisatawan asing. Bahkan ada yang berpendapat bahwa pulau ini menjadi gudangnya turis melakukan kejahatan ini.
Dimulai saat 2001 lalu seorang warga Italia divonis 9 bulan penjara karena melakukan tindakan asusila pada 9 anak di Buleleng dengan modus memberikan uang dan pakaian. Di tahun yang sama ada pula warga Prancis berbuat asusila pada 3 remaja Bali dengan modus menjadikannya anak angkat hingga akhirnya sang pelaku divonis 3 tahun penjara.
Kemudian, tahun 2004 ada berita tentang warga negara Australia melakukan bunuh diri setelah divonis 13 tahun penjara setelah melakukan tindakan asusila pada 2 orang remaja. Lalu, ada kakek Australia bertindak asusila pada 9 remaja di Bali dengan modus taruhan saat bermain bilyar. Tindakannya ini membuatnya divonis 8 tahun penjara.
2. Koordinator pedagang asongan Jakarta
Tahun 2010 muncul pemberitaan tentang seorang pria berusia 48 tahun yang melakukan tindakan asusila pada belasan anak jalanan di Jakarta. Tersangka bernama Baekuni atau yang biasa dikenal dengan nama Babe ini merupakan seorang koordinator anak-anak pengamen jalanan dan pedagang asongan.
Tidak hanya berbuat asusila, Babe juga membunuh korban-korbannya bahkan ada juga yang tega dia mutilasi pada tahun 2010 lalu di Jakarta. Modusnya sendiri biasanya dengan mengajak anak-anak bermain ding dong maupun dengan memberikan makanan pada mereka. atas kejahatannya itu Babe divonis seumur hidup penjara.
3. Dokter palsu Surabaya
Surabaya juga menyimpan kasus kelam pedofilia yang berhasil dibongkar pada tahun 2014 kemarin. Pelakunya merupakan seorang pria berusia 37 tahun bernama Tjandra Adi Gunawan yang akhirnya divonis hukuman empat tahun penjara. Berbeda dengan pelaku lain yang biasanya memberikan iming-iming uang atau makanan pada korban, pria ini memilih untuk menjadi dokter palsu.
Tjandra menjalankan kejahatannya dengan menyamar sebagai seorang dokter perempuan di media sosial facebook yang sering membahas tentang kesehatan reproduksi remaja. Pada bulan Maret 2014, dia didakwa atas penyebaran 10 ribu foto tidak denonoh anak-anak di bawah umur yang selama ini telah dikumpulkannya.
4. Kepala sekolah Langkat
Kasus lain datang dari sebuah Sekolah Dasar yang terletak di Kecamatan Wampu, Langkat, Sumatera Utara. Cerita bermula saat ada orang tua murid yang melaporkan kepala sekolah tempat anaknya belajar karena diduga melakukan pelecehan terhadap anaknya.
Menurut ibu korban, sang kepala sekolah menyalahgunakan jabatannya untuk melakukan kejahatan itu. Pertama korban diminta membawakan teh manis untuk sang kepala sekolah yang telah menunggu di perpustakaan. Setelah itu barulah orang nomer satu di sekolah itu memaksa siswinya membuka pakaian. Kejadian ini sendiri baru terjadi awal tahun 2016 lalu dan langsung diadakan penyelidikan besar-besaran oleh pihak kepolisian.
5. Pemuda-pemuda Bengkulu
Pada pertengahan 2016 lalu muncul kasus tang tak kalah menggemparkan dari Desa Padang Ulak Tanding, Bengkulu. Saat itu muncul kasus perbuatan asusila terhadap remaja berusia 14 tahun bernama Yuyun. Kejahatan yang dilakukan oleh 14 pemuda tersebut terjadi saat Yuyun pulang dari sekolah.
Tak hanya mendapat perlakuan tidak senonoh, para pelaku tak segan-segan membunuh Yuyun dan membuang jasadnya di jurang. Tubuh siswi SMP ini ditemukan nyaris tanpa menggunakan busana dengan kondisi tangan dan kaki diikat. Kasus ini kemudian memunculkan solidaritas netizen di media sosial dengan menggunakan tagar nyala untuk Yuyun dan YY adalah kita.