Kita harus sadar dengan bahaya dari depresi. Pasalnya, kasus depresi di Indonesia dikhawatirkan mengalami peningkatan pada masa depan. Depresi bukanlah perasaan sedih atau stres yang bisa hilang begitu saja. Lebih dari itu, depresi merupakan gangguan mental yang memerlukan penanganan serius. Maka dari itu, Anda perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai depresi melalui bacaan di bawah ini.
Pengertian Depresi
Gangguan depresi mayor, atau sering disebut sebagai depresi, adalah kondisi mental yang ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari dalam jangka waktu yang lama. Depresi sering memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan berperilaku, bahkan hubungan dengan orang di sekitar. Depresi dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik serta menyebabkan penderitanya tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Tanpa penanganan yang tepat, depresi bisa memburuk dan berlangsung lebih lama. Dalam kasus yang lebih serius, depresi dapat menyebabkan tindakan melukai diri sendiri (self-harm) atau bunuh diri. Kabar baiknya, .
Perbedaan Depresi dengan Sedih atau Stres
Salah kaprah yang sering muncul adalah depresi sama dengan perasaan sedih atau stres. Padahal, depresi tidak sama dengan dua kondisi tersebut. Rasa sedih merupakan respons emosional terhadap kondisi sulit yang dialami oleh seseorang, seperti orang yang dicintai meninggal dunia, kehilangan pekerjaan, atau hubungan yang berakhir.
Sementara itu, stres adalah respons terhadap tekanan yang dirasakan, baik akibat pekerjaan maupun kondisi kehidupan lainnya. Stres bisa diartikan sebagai reaksi manusia ketika mengalami situasi yang membuat mereka kewalahan ketika menghadapinya.
Depresi lebih dari sekadar sedih atau stres. Depresi merupakan kondisi serius yang terjadi akibat stres yang berkepanjangan. Depresi memerlukan penanganan berupa pengobatan, psikoterapi, atau kombinasi dari kedua langkah tersebut.
Penyebab Depresi
Depresi disebabkan karena beberapa faktor, yaitu :
Faktor Biologis
Faktor biologis dapat berdampak pada depresi termasuk perubahan zat kimia pada otak, ketidakseimbangan hormon, dan genetik. Ketidakseimbangan zat kimia neurotransmitter pada otak, termasuk serotonin dan dopamin, menjadi penyebab seseorang mengalami depresi. Neurotransmitter adalah zat kimia alami dalam otak yang berperan dalam depresi.
Selain itu, perubahan dalam keseimbangan hormon tubuh bisa memicu depresi. Perubahan hormon terjadi selama kehamilan dan selama beberapa minggu atau bulan setelah persalinan (post-partum), serta dari masalah tiroid, menopause, atau sejumlah kondisi lainnya.
Sedangkan pada faktor genetik, ada pula seseorang yang mewarisi gen yang rentan terhadap perkembangan depresi dari orang tuanya. Walaupun demikian, ada juga orang yang tidak pernah mengalami depresi meski mewarisi gen tersebut.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang menyebabkan gangguan depresi ditandai dengan pola pikir dan peristiwa buruk yang dialami seseorang. Pola pikir yang menyebabkan depresi adalah menerima hal negatif dalam secara berlebihan, sering merasa bersalah tanpa bisa menerima peristiwa baik dalam hidupnya, dan selalu berasumsi bahwa orang lain berpikir buruk tentang mereka.
Selain itu, kondisi psikologis lainnya yang memicu depresi adalah kehilangan dan sering merasa gagal. Perasaan gagal karena mereka tidak bisa mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya dan terus meratapi kegagalan tersebut bisa memicu atau meningkatkan depresi.
Stres juga menjadi faktor risiko penyebab depresi. Akumulasi dari peristiwa hidup yang menyakitkan, baik itu pengangguran, kekhawatiran keuangan, masalah serius dengan pasangan, orang tua, atau anak-anak, penyakit fisik, maupun perubahan besar dalam keadaan hidup, apabila dikumpulkan bisa menjadi depresi.
Faktor Lingkungan
Selain dua faktor di atas, lingkungan sekitar juga menjadi penyebab gangguan kesehatan mental yang satu ini. Beberapa kondisi akibat faktor lingkungan yang menjadi penyebab depresi adalah :
Gejala Depresi yang Perlu Disadari
Depresi bisa dikenali dari gejalanya. Ada beberapa gejala depresi yang dapat terlihat pada penderita, yaitu:
Gejala Fisik
Beberapa kondisi fisik yang menjadi gejala depresi adalah :
Gejala Emosional
Ada beberapa gejala depresi yang bisa dilihat dari perubahan emosional, yaitu :
Gejala Perilaku
Sementara itu, perilaku yang menandakan gejala depresi antara lain :
Cara Mengatasi Depresi
Kabar bagusnya, depresi masih bisa ditangani. Ada beberapa langkah penanganan depresi yang dapat dilakukan, yaitu:
Terapi Psikologis
Terdapat berbagai bentuk terapi psikologis yang terbukti efektif dalam mengatasi depresi, antara lain :
Obat-Obatan
Pilihan pengobatan melibatkan penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk :
Olahraga dan Aktivitas Fisik
Olahraga tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan mental. Aktivitas fisik dapat merangsang pelepasan endorfin, zat kimia dalam otak yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi tingkat stres. Selain itu, olahraga secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Beberapa jenis olahraga dapat menjadi pilihan efektif untuk membantu mengatasi gejala depresi. Aktivitas aerobik, seperti berlari, bersepeda, atau berenang, telah terbukti memiliki efek positif pada suasana hati dan dapat membantu mengurangi gejala depresi. Olahraga yang melibatkan aspek sosial, seperti bergabung dengan kelompok olahraga atau tim, juga dapat memberikan dukungan emosional tambahan. Latihan fisik yang teratur, bahkan dalam intensitas ringan, dapat memberikan manfaat kesehatan mental jangka panjang.
Perubahan Gaya Hidup
Adopsi gaya hidup yang sehat juga dapat memberikan kontribusi positif dalam mengatasi depresi. Ini mencakup :
Kesimpulan
Sudahkah Anda memahami apa itu depresi? Intinya, depresi merupakan gangguan mental yang tidak sama dengan stres atau perasaan sedih. Depresi merupakan kondisi medis yang memerlukan penanganan karena bisa memengaruhi kondisi penderitanya ketika beraktivitas.