Tergenangnya Jakarta oleh air setinggi hampir satu meter, tidak membuat Hendrik pemilik warung sambal pecel racikan menutup kedainya. Justru kedainya menjadi viral, lantaran banjir melanda di daerah tersebut.
Pecel lele tetap buka seperti sedia kala. Meskipun kursinya terendam air. Tak hanya itu, masih ada saja yang menikmati sambal pecel racikan Hendrik. Banjir yang menggenangi kawasan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, sekitar 70 centimeter tak menyurutkan niatnya meraup rezeki di persimpangan Jalan Jatinegara Barat, dengan Jalan Bukit Duri Tongtek. Warung tendanya berada tepat di depan Bukit Duri Plaza, Jatinegara, Jakarta Timur.
Viralnya kedai tersebut berawal dari foto-foto kedainya ketika ada pengunjung yang makan dan membagikan fotonya lewat sosial media. Selain oleh pengunjung-pengunjungnya, bahkan foto warung tendanya juga diunggah akun Facebook TMC Polda Metro Jaya, Selasa (6/2/2018).
Namun, rupanya Hendrik tidak tahu kalau foto warungnya tersebut viral di media sosial. Pantesan setelah hal tersebut terjadi, kedainya menjadi ramai pengunjung. Tepat satu hari setelah banjir besar, yaitu Selasa (6/2/2018) menurutnya Kedai Pecel Lele Cak Hendrix sangat ramai, tidak seperti biasa. Bahkan tutup lebih awal karena habis sebelum jam 11 malam.
Banjir tahunan bukan hal yang aneh untuk Hendrik. Setiap tahun di bulan Februari, warung pecelnya kerap terendam. Ia baru memilih untuk libur jika banjir sudah menggenang sedari sore, tetapi jika sore air rendah, ia tetap jualan.
Pria yang berasal dari Jawa Timur itu mengaku saat banjir pun kedai yang didirikannya sejak 2006 silam masih tetap dikunjungi orang silih berganti. Kedainya tetap menjadi pilihan para pelanggan yang perutnya keroncongan di kala banjir. Pasalnya, warung pecelnya tersebut sudah memiliki langganan tetap. Berasal dari sekitar tempat jualannya yang langganan banjir, sehingga baginya sangat disayangkan kalau tidak buka saat banjir, padahal masih memungkinkan. Menurutnya, yang menjadi favorit pelanggan biasanya pecel lele, ayam, sate kulit, dan sambal.
Sementara itu, ia juga selalu mengamankan peralatan kedainya. Terlihat dari peralatan seperti kompor, bakaran, etalase, nasi dan tempat peralatan lainnya ia letakan di atas. Ketinggian barang-barangnya bahkan hingga satu meter yang diletakkan di atas trotoar. Begitulah caranya ia bersahabat dengan banjir.