Belakangan ini, media sosial kembali diramaikan oleh isu ulat super mematikan. Ulat berbulu yang sebenarnya berwujud cantik tersebut diduga pembunuh ulung, mampu merenggut nyawa manusia hanya dalam waktu 4 jam setelah menyuntikkan racunnya. Belum jelas asal usul ulat tersebut yang mnegancam nyawa manusia. Namun, banyak yang menerima broadcast informasinya.
Menanggapi hebohnya media sosial, peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno memberi penjelasan. Ia mengatakan, ulat yang digambarkan dalam broadcast itu sebenarnya adalah ulat api. Secara taksonomi, ulat api merupakan famili Limacodidae. Ulat api merupakan larva dari ngengat, hidupnya pada pohon palem-paleman, seperti kelapa, kelapa sawit, dan palem.
"Jenis ini memang punya racun dan punya saluran untuk menyuntikkan racunnya," jelas Hari.
"Tidak semua ulat punya racun dan tidak semua ulat yang punya racun memiliki saluran untuk menyuntikkan racunnya. Ada yang hanya kelenjar racun, mangsa baru mati kalau memakannya," tambahnya.
Racun yang disuntikkan oleh ulat api sebenarnya adalah senyawa histamin. Senyawa itu menimbulkan radang kemerahan pada kulit, gatal, serta perih. Tak heran apabila yang terkena racun adalah anak-anak, rasa perihnya tak tertahankan.
"Tapi racun ulat ini tidak menyebar," tegas Hari.
Racun hanya akan berdampak ke area tubuh yang terlokalisasi, pada bagian yang tersuntik saja. Perasaan gatal dan perih takkan terasa di bagian lain.
"Jadi berbeda dengan racun ular yang bisa sistemik. Juga beda dengan gatal karena ulat bulu yang bisa menyebar," jelasnya.
Sesuai dnegan penjelasan tersebut, Hari menegaskan, informasi soal ulat yang bisa membunuh manusia dalam 4 jam tidak benar. Memang ada orang yang alergi histamin. Pada orang tersebut, dampaknya bisa dada sesak. Namun, jika pun ada kematian, itu bukan karena racun ulatnya itu sendiri. Gatal dan perih akibat ulat api sangat bisa diobati.
"Karena racunnya histamin, maka yang dibutuhkan antihistamin," kata hari dalam diskusi yang digelar di LIPI, jakarta, Jumat (15/12/2017).
Jika terkena ulat api, langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengompres dengan larutan basa, larutan sodium bicarbonate, atau krim yang mengandung antihistamin. Bila terasa parah, bisa langsung mengunjungi dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan antihistamin oral. Jadi kita tak perlu terlalu mencemaskan keberadaan ulat tersebut.