Adanya peraturan baru mengenai tenaga kerja asing memunculkan pro dan kontra dari masyarakat Indonesia sendiri. Kendati demikian, Presiden Jokowi mencoba menjelaskan kepada rakyatnya terkait peraturan baru mengenai tenaga kerja asing, khususnya dari China.

Menurut penilaian Jokowi, peraturan itu dibuatnya lebih ketat. Sebab, aturan Perpres terbaru yang dulunya tidak bayar sekarang menjadi berbayar, hal itu bersifat wajib, selain itu ada batas jangka waktu kerjanya.

Jokowi menegaskan, intinya pemerintah mengatur lebih ketat, tapi kenapa dianggap diperlonggar?

Kemudian, Jokowi pun membandingkan gaji terendah di China (Rp 8 juta) dengan di Indonesia (upah minimum regional (UMR) di bawah Rp 3 juta). Hal itu menandakan perbedaan gaji yang cukup tinggi, dan pastinya pekerja di China akan berpikir dua kali untuk bekerja di Indonesia.

Jokowi menambahkan, hal itu berdampak pada perusahaan China di Indonesia pastinya akan lebih memilih mempekerjakan orang Indonesia daripada pekerja dari negaranya sendiri.

Jokowi mengklarifikasi kembali tentang tenaga kerja Indonesia yang kerja di luar negeri pasti gajinya tiga sampai empat kali lipat lebih besar dibanding dalam negeri. Dengan begitu, Presiden meminta isu seperti itu disaring dan dipertimbangkan ulang, apakah masuk akal atau tidak.

"Memang ada tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia tapi karena keterampilan mereka belum ada dimiliki orang Indonesia, itu pun hanya beberapa bulan lalu pulang," tukasnya.

Itulah penjelasan dari Jokowi, bagaimana menurut analisis dari logika dan kaca mata Anda?