Pelaku jambret yang sedang menjadi buronan polisi sejak tanggal 1 Juli 2018, akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Jagakarsa pada Minggu (8/7/2018) sore, sekitar pukul 16.30 WIB. Si pelaku, Sandi Haryanto (27) bersama pamannya, datang menemui petugas yang berjaga di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) saat itu.
Sebelumnya, Sandi yang merupakan pelaku jambret dari korban yang bernama Warsilah (37), melancarkan aksinya di Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih, pada Minggu 1 Juli 2018. Diketahui sang korban meninggal dunia ketika hendak dalam perjalanan ke Rumah Sakit Mitra Kemayoran.
Sandi yang mengetahui kabar kematian Warsilah karena ulahnya merasa bersalah dan memilih menyerahkan diri ketimbang terus bersembunyi.
Dari Polsek Jagakarsa, Sandi dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat. Lalu diserahkan kepada Kanit Resmob Polres Jakarta Pusat tepat pukul 19.00 WIB.
Menurut keterangan dari Wakapolres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Arie Ardian menginformasikan bahwa SH merupakan pemain lama yang sudah menjambret sebanyak 8 kali. Wilayah operasinya antara lain di Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Dari 8 kali kejadian tersebut, SH sering menjambret handphone dan tas dari sang korban. Warsilah merupakan korban terakhirnya.
Arie pun menjelaskan kronologi kejadian, yakni bermula ketika pelaku tengah mengitari ruas Jalan Cililitan hingga Rawasari. Tepat di Rawasari, pelaku menemukan Warsilah. Kemudian, pelaku membuntuti hingga ke Jalan Jenderal Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Pukul 8.40 WIB, pelaku menarik tas korban. Korban yang menahan tasnya pun terjatuh hingga membutuhkan perawatan. Nahas, sebelum sampai di rumah sakit nyawa korban malah tak tertolongkan.
Pelaku yang telah seminggu lamanya menjadi buronan, menyerahkan diri dengan alasan dihantui perasaan bersalah selama pelariannya. Sebab, baru kali ini aksinya itu sampai merenggut nyawa korban. SH merasa gelisah saat muncul berita di media online yang menyebut korban meninggal. Ia pun kerap terbayang wajah korban jambret di Cempaka Putih.
"Saya tujuh hari wara-wari di jalan. Saya bingung saya mau ke mana. Saya dibayang-bayangi wajah korban. Perasaan jadi takut dan gelisah," ungkapnya.
SH memutuskan untuk menceritakan kejadian yang dialaminya sekaligus meminta solusi kepada pamannya, pada Minggu (8/7/2018). SH juga bilang untuk diantarkan ke kantor polisi.
"Saya bilang, tolong antarkan saya ke kantor polisi terdekat karena saya punya masalah seperti ini. Akhirnya Beliau mau mengantarkan saya," imbuhnya.
Sandi berjanji akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dan menemui keluarga korban jika sudah menghirup udara bebas. Ia sangat menyesali perbuatannya tersebut.
"Saya mau minta maaf. Saya minta maaf sebesar-sebesarnya atas perbuatan saya. Saya menyesal dan mengaku salah," sesalnya.
"Saya bertobat. Keluar dari penjara mau menjalani hidup dengan apa adanya. Saya tahu pasti banyak enggak nerima," tutupnya.