Ketum Golkar yang baru, Airlangga Hartarto sedang menyusun kepengurusan Golkar yang akan dipimpinnya. Kepengurusan lama akan dirombak habis, dan diganti dengan keputusan terbaru di bawah kepemimpinannya.
Salah satu aturan terbarunya adalah sejumlah posisi akan dihilangkan. Orang-orang yang identik dengan kepengurusan sebelumnya tak akan mendapatkan tempat lagi.
"Sekarang begini, kalau masih ada cerminan status quo di situ, kalau nggak bersih, ini susah untuk pergerakan. Poinnya adalah Ketua Umum akan merevitalisasi kepengurusan untuk menghilangkan stigma status quo, untuk menghilangkan ada kesan indikasi korupsi," jelas politikus senior Golkar Yorrys Raweyai, Rabu (27/12/2017).
"Sesuai slogan 'Golkar Bersih, Golkar Bangkit, Golkar Menang, Jokowi 2 Periode'," imbuhnya.
Slogan yang Golkar miliki tentunya akan mencerminkan siapa dan bagaimana Golkar dalam ranah politik Indonesia. Rencananya Fraksi Golkar di DPR juga akan mengalami rotasi kepengurusan, termasuk formasi Golkar di Alat Kelengkapan Dewan.
"Ketua Fraksi diganti. Alat Kelengkapan Dewan pasti diganti," tutur Yorrys.
Kepengurusan Golkar akan jauh lebih ramping dibanding sebelumnya, yang jumlahnya lebih dari 300 orang. Pengurus DPP Golkar tak akan lebih dari 200 orang.
"Sekitar 197 orang," ujar Yorrys.
Perampingan kepengurusan tersebut diharapkan akan menjadikan anggota pengurus Golkar yang bekerja sesuai dengan posisinya, sehingga Golkar bisa Bangkit dan Menang berkat kinerja pengurus terbarunya.