Tragedi pemerkosaan dan penganiayaan guru kontrak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mimika oleh anggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Papua sangat memilukan.
Entah apa motif KKSB melakukan hal yang biadab dan keji tersebut. Padahal, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, masih saja ada orang yang ingin mencelakainya bahkan mencoreng nama baiknya.
Tak hanya pemerkosaan dan penganiayaan saja, KKSB juga melakukan beberapa hal, di antaranya seperti laporan yang diperoleh Bupati Mimika, Papua, Eltinus Omaleng, yakni:
Menanggapi hal tersebut, Pemkab Mimika mengirimkan 2 helikopter ke Aroanop untuk mengevakuasi guru-guru kontrak yang menjadi korban kekerasan KKSB.
Sementara itu, Bupati Omaleng bersama Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto dan Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Windarto menemui warga Kampung Banti terkait pembebasan lahan guna dibangun Kantor Koramil, Kantor Polsek dan Kantor Distrik Tembagapura di Kampung Banti 1 dan Banti 2. Serta akan dibangun juga pos tinjau TNI di sejumlah lokasi terdekat di Tembagapura, seperti Kampung Opitawak dan Tagabra. Upaya peningkatan keamanan itu dilakukan untuk mencegah masuknya KKSB ke wilayah itu.
Sejak anggota KKSB menjajah kampung Banti dan sekitarnya, warga Banti menjadi kekurangan pangan, sehingga Pemkab Mimika mengirim beras dan bahan pangan ke Banti, Kimbeli dan Opitawak, untuk meringankan beban hidup masyarakat.
Lantas, siapakah KKSB itu? berasal dari manakah mereka?