Fakta atau Mitos Aturan Mengambil Makanan Jatuh 'Belum Lima Menit'?

Fakta atau Mitos Aturan Mengambil Makanan Jatuh 'Belum Lima Menit'?

Nur AK
13 Feb 2018
Dibaca : 1397x
Tangan, makanan dan peralatan makan bisa membawa sel-sel bakteri individu, koloni sel, atau sel hidup di komunitas yang terkandung dalam lapisan protektif yang memberikan perlindungan.

Ketika Anda menjatuhkan secuil (sepotong) makanan ke lantai, apakah sungguh tidak apa-apa jika Anda mengambilnya sebelum lima detik? Mitos tentang makanan ini berpendapat bahwa bila makanan berada di lantai hanya beberapa detik, kotoran dan kuman tidak akan punya banyak kesempatan untuk mengkontaminasinya.

Paul Dawson, Professor of Food Science, Clemson University, mengungkapkan riset di laboratoriumnya berfokus pada bagaimana makanan dan permukaan makanan menjadi terkontaminasi, dan pihaknya telah meriset pengetahuan ini secara khusus.

“Aturan lima detik” memang tidak terlihat seperti persoalan yang sangat mendesak bagi ilmuwan makanan untuk mencari tahu hingga ke dasar. Namun menyelidiki mitos-mitos makanan seperti ini penting juga karena para ilmuan ingin membentuk kepercayaan kita tentang kapan makanan aman untuk dikonsumsi.

Jadi, apa benar lima detik merupakan ambang batas kritis yang memisahkan potongan yang bisa dimakan dari kasus keracunan makanan? Ini sedikit lebih rumit daripada sekadar lima detik dan tergantung dari berapa banyak bakteri di lantai yang bisa mencapai makanan dalam beberapa detik dan seberapa kotor lantainya.

Untuk lebih jelasnya, simak uraian jawaban dari pertanyaan berikut yang dilansir dari The Conversation:

Dari mana aturan lima detik berasal?

Bertanya apakah makanan masih bisa dimakan setelah jatuh ke lantai (atau ke mana saja) adalah pengalaman yang cukup umum. Dan mungkin bukan hal baru juga. Sulit untuk menentukan asal-usul aturan lima detik ini. Tetapi, faktanya sebuah studi pada 2003 melaporkan bahwa 70% perempuan dan 56% laki-laki yang disurvei, familier dengan aturan lima detik dan bahwa perempuan lebih mungkin memakan makanan yang sudah jatuh ke lantai ketimbang laki-laki.

Apa yang dikatakan sains tentang arti dari beberapa saat makanan di lantai terhadap keamanan makanan Anda?

Riset paling awal tentang aturan lima detik berkaitan dengan Jillian Clarke, seorang siswa yang berpartisipasi dalam magang riset di Universitas Illinois. Clarke dan koleganya menanamkan bakteri pada ubin lantai lalu meletakkan makanan di lantai dengan variasi waktu berbeda. Mereka melaporkan bahwa bakteri berpindah dari ubin ke permen kenyal beruang dan kue kering dalam lima detik, tapi tidak melaporkan jumlah bakteri spesifik yang berhasil pindah dari lantai ke makanan.

Berapa banyak bakteri yang pindah dalam lima detik?

Pada 2007, laboratorium Paul Dawson di Universitas Clemson menerbitkan penelitian, satu-satunya laporan jurnal peer-review pada topik ini di Journal of Applied Microbiology. Pihaknya ingin tahu berapa lama makanan kontak dengan permukaan yang terkontaminasi mempengaruhi kecepatan perpindahan bakteri ke makanan.

Untuk mengetahuinya, Paul dkk menanamkan Salmonella ke ubin, karpet, atau kayu. Lima menit setelah itu, mereka meletakkan bologna atau roti ke permukaannya selama lima, 30, atau 60 detik lalu menghitung jumlah bakteri yang berpindah ke makanan.

Mereka mengulangi protokol yang tepat seperti ini setelah bakteri berada di permukaan selama dua, empat, delapan, dan 24 jam.

Hasilnya adalah jumlah bakteri yang pindah ke jenis makanan apa pun tidak bergantung pada berapa lama makanan tersebut kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, yaitu apakah selama beberapa detik atau semenit penuh.

Jumlah keseluruhan bakteri di permukaan lebih penting, dan ini menurun seiring waktu setelah penanaman pertama. Tampaknya, isunya bukan soal berapa lama makanan Anda tergeletak di lantai, melainkan lebih kepada bagaimana terjadinya sepetak ubin itu dipenuhi bakteri.

Paul dkk juga menemukan bahwa jenis permukaan berbeda-beda. Karpet, misalnya, tampaknya merupakan tempat yang lebih baik untuk menjatuhkan makanan ketimbang kayu atau ubin. Ketika karpet ditanamkan dengan Salmonella, <1% bakteri yang berpindah. Namun, ketika makanan itu bersentuhan dengan ubin atau kayu, 48%-70% bakteri berpindah.

Sementara, tahun lalu, sebuah studi dari Universitas Aston di Inggris menggunakan parameter yang hampir sama persis dengan studi mereka dan menemukan hasil yang serupa dengan menguji waktu kontak selama tiga dan 30 detik pada permukaan yang sama. Mereka juga melaporkan bahwa 87% orang bertanya apakah sebaiknya memakan makanan yang jatuh ke lantai atau tidak.

Apakah sebaiknya makan makanan yang sudah jatuh ke lantai?

Dari sudut pandang keamanan makanan, bila Anda memiliki jutaan sel atau lebih pada suatu permukaan, 0,1% saja masih cukup untuk membuat Anda sakit. Selain itu, beberapa jenis bakteri itu sangat jahat dan sejumlah kecil saja bisa membuat Anda sakit.

Misalnya 10 sel atau kurang dari E. coli yang sangat jahat bisa menyebabkan penyakit berat dan kematian pada orang dengan sistem imun yang tertekan. Namun kesempatan bakteri untuk berada di sebagian besar permukaan memang rendah.

Perlu diketahui, bukan hanya menjatuhkan makanan yang bisa menyebabkan kontaminasi bakteri. Bakteri bisa juga dibawa oleh berbagai "media” yang bisa meliputi makanan mentah, permukaan lembab, tangan kita dan bekas batuk atau bersin.

Tangan, makanan dan peralatan makan bisa membawa sel-sel bakteri individu, koloni sel, atau sel hidup di komunitas yang terkandung dalam lapisan protektif yang memberikan perlindungan. Lapisan mikroskopis deposit mengandung bakteri yang dikenal sebagai biofilm, dan ditemukan di hampir semua permukaan dan objek.

Kumpulan biofilm bisa melindungi bakteri lebih lama dan lebih sulit dibersihkan. Bakteri dalam komunitas ini juga memiliki suatu resistensi terhadap pembersih dan antibiotik dibandingkan bakteri yang hidup sendirian.

Kesimpulannya adalah, bisa jadi ketika Anda memakan makanan yang sudah jatuh tidak menjadi sakit, namun ada kemungkinan kecil terdapat mikroorganisme yang membuat Anda sakit, tepat di tempat di mana makanan tersebut jatuh, cukup bisa dipastikan bahwa kuman itu ada di makanan dan Anda akan memasukkannya ke mulut Anda. The ConversationRiset mengatakan bahwa yang terbaik yakni menjaga kebersihan tangan, peralatan makan, dan permukaan lainnya.

 

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved