Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewacanakan program penanaman kembali (replanting) area kebun sawit milik rakyat, yang usia tanamannya cukup tua, di provinsi Riau. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit agar produksi per hektarenya bisa meningkat dua sampai tiga kali lipat. Wacana tersebut muncul usai kunjungan kerjanya di Pekanbaru, Riau, pada Selasa (8/5/2018).

Presiden menilai program tersebut seharusnya sudah dilaksanakan sejak beberapa waktu yang lalu, dan sekarang ini tergolong terlambat. Pasalnya, ada beberapa kebun yang usia tanamannya telah mencapai 20 sampai 25 tahun.

"Sebenarnya replanting yang kita lakukan sudah terlambat karena umurnya yang lebih dari 25 tahun, 20 tahun, sudah tidak produktif secara hitung-hitungan," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta.

Semua program pasti butuh persiapan. saat ini, Jokowi akan memperhitungkan luas area kebun sawit yang akan dijadikan proyek penanaman kembali tersebut.

Belum lagi, Jokowi mengaku masih ada sejumlah proyek strategi nasional yang belum bisa tuntas diselesaikan hingga tahun 2019. Ia beralasan, proyek tersebut memiliki skala yang besar.

"Yang namanya proyek-proyek strategis nasional kan proyek-proyek besar. Yang selesainya bisa 2018, selesainya bisa 2019, selesainya bisa 2023 dan selesainya bisa 2024. Jadi jangan ada yang menyampaikan proyek strategis nasional harus selesai 2019. Enggak ada," ujarnya.

Menanggapi pernyataan Jokowi, ya kalau dirinya menjadi Presiden RI dua periode, kemungkinan ia yang menyelesaikan sejumlah proyek tersebut. Namun, jika tidak apakah proyek itu tetap terlaksana di bawah pimpinan presiden berikutnya?

Seharusnya, Jokowi lebih bisa memastikan waktu penyelesaian proyek. Bukan menerka-nerka dengan waktu yang tingkat probabilitasnya rendah tersebut.