Dalam survei Indo Barometer yang bertajuk 'Evaluasi 20 Tahun Reformasi' menyebutkan bahwa Soeharto merupakan presiden paling sukses dalam sejarah bangsa Indonesia. Soeharto menduduki posisi pertama 32,9 persen, kemudian Soekarno 21,3 persen, dan posisi ketiga ditempati oleh Joko Widodo 17,8 persen.
Adapun posisi keempat Susilo Bambang Yudhoyono 11,6 persen. Disusul BJ Habibie 3,5 persen, Abdurrahman Wahid 1,7 persen, dan posisi terakhir diisi oleh Megawati Soekarnoputri 0,6 persen.
Cukup mengesankan bukan survei yang dilakukan Indo Barometer tersebut?
Hal itu tentunya mendapat komentar dari para direktur hingga tokoh politik. Seperti Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari yang mengaku hasil survei menunjukkan Presiden yang paling berhasil dalam menjalankan tugasnya yaitu Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Begitu pula dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang menyepakati hasil survei itu. Ia menilai Soeharto pantas menyandang presiden paling sukses dalam sejarah Indonesia. Menurutnya, indikator-indikatornya sudah jelas, misalnya dari sisi ekonomi dari tahun 75 ke tahun 95 menurunkan kemiskinan absolut (absolute poverty) dari 75 persen ke angka 11 persen. Penurunan angka kemiskinan pengangguran itu dinilai tak lepas dari program trilogi pembangunan pemerataan dan stabilitas nasional.
Berkaca dari orde baru, Fadli pun memahami bahwa setiap pemerintahan memiliki plus dan minus. Pasalnya, rezim Soeharto juga memiliki kekurangan terkait kebebasan hak warga negara (berpolitik, berpendapat, pers, dll), budaya KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).
Fadli mengaskan, rupanya KKN tersebut juga terlihat di pemerintahan Jokowi. Seperti maraknya korupsi yang dilakukan pejabat negara tanpa memikirkan kesejahteraan rakyatnya, korupsi proyek e-KTP oleh tersangka Setya Novanto.
